Tafsir Al-Isra' 70: Gurihnya Sate Paha Belanda

Tafsir Al-Isra Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

70. Walaqad karramnaa banii aadama wahamalnaahum fii albarri waalbahri warazaqnaahum mina alththhayyibaati wafadhdhalnaahum ‘alaa katsiirin mimman khalaqnaa tafdhiilaan.

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

TAFSIR AKTUAL

Kini persoalan terkhusus pada daging anak manusia. Bolehkah saat darurat, kita memakan manusia untuk mempertahankan hidup?

Pertama, tidak boleh secara mutlak. Dasarnya adalah kemutlakan ayat studi ini (70), di mana Tuhan bersumpah sungguh telah memuliakan anak Adam (manusia). Kata memuliakan (karramna) tentu menjunjung tinggi dan menghormat, baik secara fisik maupun nonfisik. Artinya, fisik manusia itu terhormat dan bukan fisik dikonsumsi. Begitu halnya kata " Bani Adam " atau manusia yang lintas strata, agama maupun apa.

Dengan argumen ini, maka tidak boleh makan daging manusia, siapa pun dia, muslim atau kafir, apapun keadaannya, walau super darurat. Walau dia sudah memperhitungkan matang-matang: kalau makan, maka bisa hidup dan jika tidak makan, maka pasti mati.

Kedua, boleh dengan catatan. Yaitu, strata keimanan yang dimakan di bawah yang memakan. Jelasnya, jika yang dimakan itu wong kafir, maka boleh. Karena, meskipun sama-sama dihormat Tuhan, tapi penghormatan itu ada tingkatannya. Manusia yang beriman kepada Allah SWT tentu lebih mulia dibanding yang kafir. Lalu ayat kaji tersebut dipahami sebagai ayat umum yang masih perlu ada pemahaman khusus, seperti saat darurat. Di sinilah dipakai teori komparasi, mana yang mesti didahulukan, nyawa orang beriman atau menghormat orang yang tak beriman?

Di samping itu, beberapa pernyataan ayat maupun al-Hadis menunjuk betapa Allah SWT sendiri telah mengizinkan menghabisi nyawa atas orang tertentu. Seperti orang kafir yang jahat dan memusuhi. Pembolehan menghabisi nyawa mereka berarti penghancuran terhadap martabat mereka sebagai anak Adam. Maka secara agama, hilanglah haknya sebagai untuk dihormati.

Seorang pejuang zaman penjajah dulu bercerita tentang betapa gurihnya daging tentara Belanda. Ceritane dos pundi pak?

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO