BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Aksi demonstrasi juga dilakukan puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Bojonegoro, Jumat (27/9/19) sore.
Namun tuntutan mereka berbeda dengan aksi mahasiswa yang demo sebelumnya di gedung DPRD yang menginginkan UU KPK hasil revisi di-review kembali.
BACA JUGA:
- HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
- Kepala Kemenag Bojonegoro Hadiri Pembukaan Program AM Fakultas Tarbiyah Unugiri
- Gelar Aksi Sosial, Mahasiswa Nganjuk Kolaborasi Bagikan Sembako dan Nasi Gratis ke Masyarakat
- Koalisi Mahasiswa dan Masyarakat Sipil Kediri Raya Serukan Darurat Demokrasi
Aksi massa dari PMII dan HMI meminta aparat kepolisian mengusut tuntas atas kasus meninggalnya salah satu kader PMII di Sulawesi Tenggara (Sulteng) pada 26 September kemarin. Kader tersebut bernama Randi (22). Ia tewas setelah tertembus peluru saat melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kendari, Sulawesi Tenggara.
Massa menyuarakan tuntutannya di depan gerbang Mapolres Bojonegoro sembari melantunkan kalimat tauhid. Selain itu, mahasiswa juga membentangkan sejumlah poster berisi tuntutan dan kecaman terhadap penembak Randi.
M. Nur Hayan, Ketua PMII Cabang Bojonegoro mengatakan, aksi solidaritas yang dilakukan bersama mahasiswa HMI kali ini mendesak Kapolri mencopot Kapolda Sulawesi Tenggara. "Usut tuntas kasus penembakan terhadap sahabat kami (Randi)," tegasnya.