Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag
63. Qaala idzhab faman tabi’aka minhum fa-inna jahannama jazaaukum jazaa-an mawfuuraan
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Dia (Allah) berfirman, “Pergilah, tetapi barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh, neraka Jahanamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup.
TAFSIR AKTUAL
Setelah Iblis benar-benar membantah dan durhaka, benar-benar tidak mau menghormat Adam bahkan merasa besar diri, maka tidak ada pilihan lain bagi Tuhan kecuali mengusirnya. " idzhab..". Enyahlah kamu dari sisi-KU. Tidak hanya mengusir Iblis, melainkan mengancam pula kepada siapa saja yang mengikuti jejaknya. Mereka akan dibenamkan di neraka Jahanam semua. "... faman tabi’aka minhum fa-inna jahannama jazaaukum jazaa-an mawfuuraa".
Setidaknya ada dua pelajaran yang bisa diambil dari ayat pendek ini. Pertama, kita wajib membuang setiap pengganggu. Tesis ini dekat dengan pola pikir "dar' al-mafasid" (membuang segala yang berpontensi merusak) yang mesti dilakukan duluan sebelum menghadirkan kemaslahatan (al-mashalih). Artinya, tindakan prefensi lebih baik ketimbang tindakan kurasi.