Cegah Kemacetan, Siswa Smamda Ciptakan Sistem Parkir Pintar

Cegah Kemacetan, Siswa Smamda Ciptakan Sistem Parkir Pintar INOVASI: Tiga siswa didampingi Kepala Smamda menunjukkan karya berupa sistem Parkir Pintar, Selasa (27/8). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) kembali meraih juara umum dalam ajang kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Amikom Information and Communication Awards (Amicta) 2019 yang digelar Universitas Amikom Yogyakarta, 24 Agustus 2019.

Salah satu karya siswa Smamda, Smart Parking Base On Navigation (Sarmation) menyabet juara satu. Aplikasi ini diciptakan oleh tiga siswa kelas XI IPA Smamda, yakni M Sholikhuddin, Syah Tanaya Paradipta dan Muhammad Firzatullah Ramadhani.

Sistem ‘Parkir Pintar’ ini diharapkan mengurangi bisa kemacetan karena memudahkan mobil masuk area parkir, sehingga tidak menumpuk di depan pintu masuk lahan parkir. “Mobil langsung diarahkan menuju lahan parkir yang masih kosong, sehingga tak perlu berputar-putar,” cetus Sholikhuddin, Selasa (27/8).

Kata Sholikhuddin, begitu menekan tombol di pintu masuk area parkir, pengemudi mobil mendapatkan karcis yang mencantumkan area parkir yang masih kosong. Dengan sistem ini, pengemudi hanya butuh 5-7 menit untuk memarkir mobilnya. “Biasanya butuh 10-15,” imbuh Syah Tanaya Paradipta.

Dia mengaku karya ini dibuat hanya butuh dana Rp 900 ribu. Sebab prototipe karya ini terbuat dari bahan kayu, servo, dan aklirik. Selain itu, pembuatannya juga tidak lama. “Kami rancang dalam waktu seminggu,” tandas Sholikhuddin.

Sementara itu, Kepala Smamda Wigatiningsih menjelaskan, karya Parkir Pintar ini melengkapi trofi Smamda dalam ajang tahunan tersebut. Sebelumnya, dua kakak kelas tim ini juga menyabet juara satu selama dua tahun berturut-turut.

Kata Wigatiningsih, sebenarnya pihaknya ingin mematenkan karya siswa Smamda tersebut. “Namun biayanya mahal dan ribet. Mungkin yang bisa dijangkau ya HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kami berharap ada investor yang mau kerja sama untuk penyempurnaan karya ini,” tandasnya, Selasa (27/8).

Menurut Wigatiningsih, kunci untuk meraih juara, karena selama ini kebanyakan tim didampingi oleh kakak kelasnya. Hal ini memudahkan belajar dan merekayasa teknologi. "Dengan kakak kelas mereka bisa belajar lebih dari karena masih sepantaran daripada sama guru yang usianya lebih tua," ungkapnya.

Karya siswa Smamda lainnya, aplikasi PROOL (Progressive School), meraih juara tiga. Aplikasi ini untuk memudahkan kegiatan belajar. Misalnya presensi hingga tugas belajar yang bisa diunduh dari aplikasi tersebut. Aplikasi ini diciptakan oleh Farid Nafis Tsani, Alka Alvin Fauzi, dan M Daffa Rakan. (sta/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO