Ini Dia Wajah Baru yang Diprediksi Bakal Duduk di Kursi DPRD Kota Blitar

Ini Dia Wajah Baru yang Diprediksi Bakal Duduk di Kursi DPRD Kota Blitar Pleno rekapitulasi suara tingkat KPU Kota Blitar yang digelar hari ini (30/4).

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sejumlah wajah baru diprediksi bakal mengisi kursi DPRD Kota Blitar periode 2019-2024. Nama-nama ini mencuat dari hasil rekapitulasi internal beberapa partai pada Pemilu 2019. Meski, pleno rekapitulasi suara tingkat KPU masih akan digelar 30 April hari ini.

Mereka di antaranya Yudi Meira calon legislatif (Caleg) PDIP dari daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Kepanjenkidul, Adi Santoso caleg PKB dapil Kecamatan Sukorejo, Guntur Pamungkas caleg dari PPP dapil Kepanjenkidul, dan M Hardita Maghdi caleg Partai Golkar dapil Sananwetan.

Tak hanya menjadi pendatang baru, keempat caleg dari berbagai latar belakang ini juga mendulang suara yang cukup tinggi di masing-masing dapil. Yudi Meira bahkan mengantongi suara terbesar se-Kota Blitar dengan perolehan 3.460 suara, mengalahkan para caleg petahana di partainya.

"Saya tidak pernah menyangka akan mendapat suara paling banyak di Kota Blitar," ungkap pria yang juga aktif sebagai pengurus PSSI Kota Blitar periode 2018-2022 itu, Selasa (30/4/2019).

Sementara di dapil Kecamatan Sukorejo, Adi Santoso caleg PKB juga diprediksi bakal melenggang ke kantor DPRD dengan raihan suara 1.619. Ia mengalahkan perolehan suara caleg petahana yang sama-sama berasal dari PKB di dapil yang sama. "Fix terakhir perhitungan di tingkat intern kami sebanyak 1.619 suara," ungkap pria yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pendamping pedagang Jalan Mastrip terdampak penggusuran ini.

Jumlah perolehan suara caleg pendatang baru tertinggi lainnya diperoleh M Hardita Magdi caleg muda Partai Golkar dapil Kecamatan Sananwetan yang memperoleh 2.910 suara. Serta Guntur Pamungkas caleg PPP yang memperoleh 1.652 suara di dapil Kecamatan Kepanjenkidul.

Terkait hal ini Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Unisba Blitar, Hery Basuki mengatakan Caleg pendatang baru dengan perolehan suara tinggi merupakan fenomena menarik. Menurutnya, ada pergeseran pola pemilih. Terutama pemilih pemula yang cenderung mencari sosok caleg baru.

"Ini menarik. Karena justru para pendatang baru yang memperoleh suara tertinggi. Di sini kita bisa melihat ada pergeseran pola pemilih, utamanya pemilih pemula. Pemilih pemula mencari sosok caleg baru karena dianggap masih bersih dan bisa membawa perubahan. Beda dengan petahana yang biasanya sudah ada sisi kekurangannya di masyarakat," jelas Hery.

Selain itu, kata Hery, pendatang baru ini biasanya memiliki modal sosial yang tinggi. Mereka sudah bisa terjun ke masyarakat. Sehingga saat menjadi caleg, masyarakat sudah tidak asing lagi. "Modal sosial ini penting selain modal finansial," pungkasnya. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO