SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemprov Jawa Timur mendorong pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) atau yang biasa disebut renewable energy. Hal ini penting dilakukan untuk membangun daya saing bangsa, khususnya dalam hal penguasaan EBT. Terlebih lagi jika tidak segera dilakukan, maka biaya teknologinya bisa semakin tinggi di kemudian hari.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak pada acara Instrumentation talkshow “Pengembangan Teknologi Energi Tebarukan dalam rangka Menjaga Ketahanan Nasional Nasional (Making Indonesia 4.0)” di Gedung Rektorat ITS, Sukolilo, Surabaya, Minggu (24/3).
BACA JUGA:
- Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Penghargaan dari Mendagri di Hari Otoda 2024
- Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur Penerima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha
- Raih SPM Awards 2024, Adhy Karyono: Jadi Motivasi dan Cambuk bagi Pemprov Jatim
- Hadiri Rakornas PB 2024, Adhy Karyono: Indeks Risiko Bencana di Jawa Timur Terus Turun
Menurut Wagub Emil, tantangan yang dihadapai saat ini yaitu adanya listrik yang lebih murah untuk dibangkitkan, namun berbasis pada fossil fuel sepeti minyak bumi dan batu bara. Akan tetapi, dalam jangka panjang, penggunaan fossil fuel akan berdampak buruk pada lingkungan.
“Indonesia termasuk Jatim memiliki sumber energi terbarukan yang cukup kaya dan beragam, baik berasal dari air, tenaga surya, panas bumi, mikro hidro, dan angin,” ujar Doktor lulusan Jepang itu.
Wagub Emil menjelaskan, profil energi terbarukan di Jatim sendiri antara lain yakni panas bumi mencapai 1.175 Megawatt/MW, air mencapai 525 MW, angin 7.907 MW, bioenergi 3.420 MW, dan surya mencapai 10.335 MW. Dari beberapa potensi energi terbarukan tersebut, optimalisasi energi surya dan panas bumi akan terus dilakukan.
“Geothermal merupakan salah satu yang potensial dan perspektif, apalagi Jatim juga termasuk dalam kawasan ring of fire,” imbuh Sekretaris Dewan Penasehat GP Ansor Jatim ini.