SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin mengingatkan potensi golongan putih (golput). Peringatan itu disampaikan kepada seluruh partai pendukung dan relawan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Machfud berharap potensi golput di Pilpres 17 April 2019 bisa diantisipasi. Pria asli Surabaya ini mengingatkan, golput yang dintisipasi karena tidak bisa menggunakan hak pilih karena halangan yang bersifat teknis. Seperti belum terdaftar sebagai pemilih atau saat memilih ada di luar kota.
BACA JUGA:
- Kiai Asep Tolak Bantuan Presiden Jokowi Bangun Asrama Santri, Kenapa?
- Pergunu Usul Dibentuk Komisi Perlindungan Guru, Presiden Jokowi Mau Pertimbangkan
- Pertemuan Presiden-Pergunu, Kiai Asep: Sudah Dirikan 34 Pengurus Wilayah & 400 Lebih Kabupaten
- Daftar Lengkap Menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024
Karena itu, mantan Kapolda Jatim ini mengajak kepada seluruh masyarakat yang memiliki hak pilih supaya menggunakan hak pilihnya dengan baik. Sebab satu suara pemilih akan sangat menentukan untuk perjalanan bangsa dan negara untuk lima tahun ke depan. Ia mengingatkan, Hillary Clinton kalah oleh Donald Trump saat pemilihan presiden Amerika Serikat karena banyak pendukung Hillary yang golput.
"Mulai sekarang pastikan, apakah sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Caranya mudah download saja aplikasi www.kpuri2019.go.id dengan memasukkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) nanti akan terlihat masuk di TPS berapa, desa apa dan lain sebagainya,” jelas Machfud Arifin di Posko TKD Jatim, Jumat (22/2).
Sementara bagi para pekerja, Machfud mengharapkan mau mengurus pindah coblos sehingga bisa mendapatkan formulir A5 untuk mencoblos di daerah sekitar lokasi kerjanya.“Saya juga berharap para pengusaha memberikan cuti atau libur saat Pilpres supaya para pekerja bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik,” imbaunya.
Disinggung soal peta dukungan Pilpres di Jatim, dengan lugas Machfud menyatakan sangat berbeda dengan Pilpres 5 tahun lalu, di mana pasangan Jokowi-Jusuf Kalla mengalami kekalahan di 14 kabupaten/kota di Jatim.