NGO Greenwave Catut Ada Oknum Manfaatkan Keberadaannya

NGO Greenwave Catut Ada Oknum Manfaatkan Keberadaannya

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Polemik di tubuh NGO Greenwave semakin memanas. Usai meluncurnya surat pengunduran diri empat ketua krida pada Juni 2018 lalu, kali ini beredar isu jika Greenwave dimanfaatkan oleh segelintir oknum untuk mengeruk keuntungan melalui proposal kegiatan berbasis lingkungan dan tata kelola sampah.

Hal ini disampaikan Ketua Krida Pengembangan Pola Hidup Sehat Masyarakat Greenwave, Budi. Ia mengungkapkan ada dua orang mantan anggota Greenwave berinisial R dan A yang mendatangi manajemen PLTU di Sudimoro dan menyampaikan proposal berbasis kegiatan lingkungan. 

"Padahal kami (Greenwave) tidak mengajukan proposal. Namun karena oknum berinisial R dan A itu pernah bergabung di Greenwave sehingga manajemen PLTU beranggapan kalau mereka wakil dari kami. Akhirnya manajemen mengabulkan proposal tersebut hingga terjadilah kegiatan bertema lingkungan yang dipromotori keduanya. Jadi sejatinya mereka itu bukan atas nama lembaga, namun personal," ungkap Budi yang masih suami dari Webri Veliana, Direktur NGO Greenwave, Minggu (17/2).

Terkait hal tersebut, Budi meminta ke banyak pihak agar lebih selektif terhadap beragam permohonan berbentuk proposal yang mengatasnamakan Greenwave. "Jangan sampai kami (Greenwave) dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang sudah tidak ada lagi keterkaitannya," pinta Budi.

Saat ditanya apakah dari surat pengunduran diri keempat ketua krida tersebut sudah ditindaklanjuti dengan perubahan akta pendirian, Budi mengaku jika hal itu masih dalam proses. "Ya masih proses, sehingga sementara waktu ini akta pendirian belum dilakukan adendum," jelas pria berambut gondrong ini.

Sementara itu, inisial R dan A yang dimaksud Budi, diduga adalah Reksi Suryanita dan Anita Bidaryati. Saat dikonfirmasi, Reksi sangat berang atas tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya tersebut. Meski hanya menyebutkan inisial R, namun ia merasa tersinggung dan menganggap tuduhan Budi mengarah pada dirinya dan Anita Bidaryati.

"Saya tidak terima dengan tudingan itu. Akan saya tuntut," ujar Reksi memberikan tanggapan.

Ia pun mengancam akan membuka semua persoalan yang pernah terjadi di internal Greenwave, utamanya soal keuangan yang bersumber dari APBD yang diduga pernah diterima. Soal PLTU, Reksi menegaskan, pihaknya yang justru didatangi general manager di PLTU untuk mengadakan kegiatan pendampingan dan edukasi soal lingkungan.

"Kami ini bukan manusia proposal, GM PLTU yang justru datang ke kami. Kalau perlu akan kami beberkan semua masalah yang pernah terjadi di Greenwave. Sebab mundurnya keempat ketua krida itu dipicu persoalan anggaran yang kurang akuntabel," jelasnya.

Menurut Reksi, sejak Greenwave berdiri, hanya ada dua personil yang memiliki basic akademik di bidang lingkungan. Selain dirinya, juga Anita. "Kalau Greenwave yang dulu, yang ada basic akademi di lingkungan, saya sama Anita. Kami memang bergerak di lingkungan. Saya dari zaman kuliah tahun 2004, sudah pernah melakukan kegiatan pengelolaan limbah pabrik," akuinya. (yun/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO