Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag
Al-Isra': 23
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
23. Waqadaa rabbuka allaa ta’buduu illaa iyyaahu wabialwaalidayni ihsaanan immaa yablughanna ‘indaka alkibara ahaduhumaa aw kilaahumaa falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qawlan kariimaan
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
TAFSIR AKTUAL:
"Wabialwaalidayni ihsaanan". Seorang sahabat datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya: "Ya Rasulallah, amal apa yang paling disukai Allah SWT?". Rasul menjawab: "Shalat tepat waktu". Sahabat: "Lalu apa lagi?". Rasul: "berbakti kepada kedua orang tua". Sahabat: "Lantas apa lagi?". Rasul: "Jihad membela agama Allah". Dari al-Hadis riwayat al-Bukhary ini diurai sebagai berikut:
Pertama, dari sisi urutan penyebutan, Hadis ini selaras dengan apa yang ditera dalam ayat kaji di atas (23), bahwa berbakti kepada kedua orang tua itu diposisikan nomor dua setelah pesan beriman kepada Allah SWT, setelah kewajiban shalat lima waktu. Baru berikutnya adalah berjihad di jalan-Nya.