Ombak Besar, Nelayan Lamongan Takut Melaut

Ombak Besar, Nelayan Lamongan Takut Melaut Nelayan Lamongan memilih menambatkan perahunya.

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan nelayan di wilayah Pantura Brondong dan Paciran Lamongan hampir seminggu terakhir ini banyak yang menganggur. Menyusul, ketakutannya untuk melaut, karena ombak saat ini cukup besar dan membahayakan keselamatan jiwa.

Menurut informasi yang diperoleh BANGSAONLINE.com, kini ketinggian ombak mencapai 2-3 meter yang disertai dengan angin kencang. "Pera nelayan di wilayah pantura banyak yang memanfaatkan waktunya untuk memperbaiki jala dan jaring di sekitar tepi pantai. Karena untuk melaut tidak memungkinkan," ujar Bharis salah satu nelayan di Pantura, Rabu (26/12).

Kalaupun ada yang nekat beraktivitas, menurut Bharis, karena semua itu adalah bagian dari kebutuhan. "Kami sebagai teman hanya bisa mengingatkan, tidak bisa mencegahnya," kata Bharis yang juga tokoh pemuda setempat ini menceritakan.

Adapun risiko akibat tidak melaut adalah hilangnya pendapatan. "Rata-rata nelayan harus kehilangan pendapatan per harinya 150 - 200 ribu. Ya bagaimana lagi, memang sudah musimnya," terangnya.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, kata Bharis, nelayan harus mengambil uangnya yang ada di bank. "Untuk saya kebetulan kami punya tabungan, ya kami ambil uang itu untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau tidak punya tabungan ya kasihan, harus ada perhatian dari Pemerintah," ujarnya.

Namun dari ratusan nelayan Pantura, ia mayoritas mereka jarang yang mempunyai tabungan. Sehingga untuk melanjutkan hidup dari kondisi demikian, nelayan kebanyakan banyak juga yang menjual barang berharga.

"Barang berharga mereka ada yang dijual, ada juga yang digadaikan. Semua itu dilakukan hanya untuk menyambung hidup, dan kebutuhan sehari-hari," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris HNSI Lamongan Muhlisin membenarkan kalau nelayan di Pantura enggan melaut. Kalaupun ada yang melaut tidak berani terlalu jauh, hanya sekitar 2-5 mil dari pantai. Itu pun hanya untuk mencari rajungan, meski harga rajungan minggu-minggu ini terjun bebas. "Rajungan satu kilonya cuman antara Rp 35-40 ribu, padahal harga biasanya bisa sampai Rp 75-100 ribu," ujarnya.

Namun demikian masih ada saja yang nekat untuk tetap melaut. Meskipun sudah diimbau, tapi tetap berani menerobos ombak. Alasannya mutlak, karena mereka butuh makan. "Kita ini hanya bisa mengimbau dan berharap agar mereka berhati-hati," pungkasnya. (qom/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO