Boncengan Tiga, Seorang Pemotor Tewas Tersambar Truk

TUBAN, BANGSAONLINE.Com - Waspada dan taat peraturan. Itulah yang harus diperhatikan saat berkendara di jalan raya. Jangan sampai kejadian kecelakaan lalu lintas yang menimpa Yulianti, warga Desa Johogunung, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, kembali terulang.
Pasalnya, perempuan 28 tahun ini nekat berkendara sambil membonceng kedua orang tuanya menggunakan motor pribadinya bernopol K-4101-YM. Ia pun terlibat kecelakaan dengan sebuah truk di jalan Raya Pantura, Tuban-Bulu Km 31-32, turut Desa Margosuko, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Kamis (8/11).
Kanit Laka Satlantas Polres Tuban Iptu Nungky Sambodo mengatakan, kejadian tersebut bermula saat korban bersama kedua orang tuanya Rajimin (73) dan Muntingah (63) berkendara dari arah barat ke timur. Saat tiba di lokasi kejadian, kendaraan yang ditumpangi korban mengalami selip, hingga akhirnya terjatuh. Kebetulan saat itu kondisi jalanan agak gelap ditambah licin akibat guyuran hujan.
Nahas, pada saat bersamaan melaju sebuah truk yang tidak diketahui identitasnya dari arah belakang. Karena jarak yang terlalu dekat, akhirnya kecelakaan tidak bisa terhindarkan.
"Akibatnya, satu penumpang Muntingah tewas seketika di lokasi kejadian, sementara dua orang lainnya mengalami luka cukup serius," ujar Iptu Nungky.
Petugas dari Satlantas Polres Tuban yang mengetahui kejadian tersebut langsung menuju ke TKP untuk mengevakuasi korban dan mengatur arus lalu lintas. Sementara ketiga korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
"Selain merenggut nyawa, kerugian material ditaksir sekitar Rp 2 juta," pungkasnya. (gun/rd)
- Tag:
- kecelakaan-tuban
BERITA POPULER
- Ungkapkan Kekecewaan, Dirut PDAM Jember Sujud di Depan para Karyawan dan Staf, Ini Alasannya
- Super Nekat, Kawanan Maling di Sidoarjo Gondol Bus Pariwisata, Begini Kronologinya
- BKSM Diwujudkan Barang, Kejari Ponorogo Periksa Sejumlah Kepala SDN
- Diduga Stres, Pemuda Rembang Bunuh Adik Kandung Pakai Cangkul
- Soal Usulan Gelar Kepahlawanan Syaikhona Kholil, Zawawi Imron: Beliau Tidak Butuh Itu