Gubernur Dampingi Panglima TNI dan Kapolri Safari Ramadan di Polrestabes Surabaya

Gubernur Dampingi Panglima TNI dan Kapolri Safari Ramadan di Polrestabes Surabaya

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo mendampingi Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melakukan safari Ramadan, buka puasa, dan salat tarawih bersama di Mapolrestabes Surabaya, Jl. Sikatan Surabaya, Kamis (31/5).

Kedatangan dua pimpinan tertinggi Polri dan TNI ini sekaligus untuk memastikan situasi dan kondisi keamanan di Jatim, khususnya Kota Surabaya, telah sepenuhnya pulih pasca tragedi terorisme bom yang terjadi di Surabaya pada 13-14 Mei lalu.

Turut hadir dalam safari Ramadan ini, para anggota Forkompida di tingkat provinsi, diantaranya Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman. Juga, forkopimda tingkat Kota, seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan. Hadir pula tokoh agama, pimpinan OPD di jajaran Pemprov. Jatim, serta prajurit TNI-Polri.

Dalam sambutannya, Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, aksi terorisme disebabkan proses penanaman dan pemahaman ideologi yang salah, dan terjadi dalam waktu yang panjang.

“Pelaku teror ini bukan memahami ideologi radikal ini bukan sehari-dua hari, seminggu, lalu langsung melakukan aksi. Tapi proses ideologi ini berjalan berbulan-bulan, dan bertahun-tahun,” kata dia.

Karena itu, lanjutnya, sebelum terjadi aksi serupa, agar dilakukan langkah antisipasi supaya mereka bisa sadar dan kembali pada ideologi yang benar. Langkah tersebut memerlukan kerjasama seluruh pihak, baik pemerintah, polisi, TNI, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat.

“Kalau soal menangkap teroris, itu tugas kita sebagai polisi dan TNI. Tapi soal membendung orang supaya tidak terpengaruh idelogi radikal, kami tidak memiliki kemampuan itu. Sebab, kami tidak dilatih memahami ideologi dan ayat-ayat secara mendalam. Jadi kita perlu langkah sistematis dengan melibatkan semua pihak,” lanjutnya.

Membendung idelogi radikal di era sekarang, imbuh Kapolri Tito, sangat sulit. Pasalnya, teroris juga menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi terkait cara berkoordinasi, melakukan serangan, mempelajari target, merakit bom, dan paham-paham radikal.

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO