​Harlah NU di Senori, Kader Harus Tahu Sejarah Muktamar ke-36

​Harlah NU di Senori, Kader Harus Tahu Sejarah Muktamar ke-36 Memperingati hari lahir Jam'iyah NU ke-95 Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban mengadakan dzikir dan doa bersama.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Memperingati hari lahir (harlah) Jam'iyah NU ke-95, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban mengadakan dzikir dan doa bersama bertempat di gedung MWCNU setempat, Selasa (3/4).

Acara itu berjalan sederhana dengan diawali pembukaan sholawat. Kemudian, dilanjutkan doa bersama yang ditujukan kepada arwah pendiri sekalius tokoh tokoh ulama NU yang telah wafat seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Bisri Syamsuri, KH. Wahab Chasbullah dalam pemperjuangan lahirnya jam'iyah NU di Indonesia.

Tanfidziyah MWCNU Senori, Mudjammik Sulaiman berpesan, agar seluruh kader dan banom NU agar tetap konsisten dan berikhtiyar dalam mengisi membangunan bangsa dan negara. "Melalui tradisi keagamaan seperti perjuangan para ulama pendiri NU yang telah memberikan sumbangsih terhadap berdirinya Negara Indonesia. Para kader harus tahu sejarah muktamar NU ke-36 yang turut serta membangun bangsa dan negara," tuturnya.

"Dapat dilihat sumbangsih para ulama dari Napak tilas putusan muktamar NU ke 36 di Banjarmasin. Pada saat itu, para ulama yang ikut menghadiri muktamar, telah berikrar dan memutuskan sistem ketata negaraan Indonesia saat berdirinya diberikan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," paparnya.

"Sementara Jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir di Jombang Jawa Timur, pada tanggal 16 sa'ban 1344 Hijriyah / 31 Januari 1926 Masehi. Pada saat berdirinya sebuah Negara Indonesia melalui jam'iyah NU para ulama memberikan pondasi ke tatanegaraan," bebernya. (ahm/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO