Tafsir Al-Isra 1: Sama-Sama ke Sono, Nabi Kembali dan Yesus Tidak

Tafsir Al-Isra 1: Sama-Sama ke Sono, Nabi Kembali dan Yesus Tidak Ilustrasi

Kini, pembahasan tertuju kepada dua Rasul-Nya, yaitu Isa ibn Maryam A.S. dan Muhammad ibn Abdillah SAW. Sama-sama ke sono, Isa ke langit dan tidak kembali lagi, sedangkan Muhammad SAW langsung malam itu sudah tiba di Makkah kembali. Ada apa?

Pertama, diangkatnya Isa ibn Maryam (mutawaffika wa rafi'uk ilay) ke langit sono lebih karena faktor emergensi, darurat, dan terpaksa. Andai tidak segera dievakuasi ke langit, maka bisa dipastikan mati di tangan penjahat Yahudi yang sudah mengepung di sekeliling rumah. Hal itu merujuk saudara sepupunya, yakni nabi Yahya A.S. yang juga dibunuh oleh Yahudi brutal.

Sedangkan diperjalankannya Rasululah Muhammad SAW (asra bi abdih) lebih karena misi dan audisi. Bisa dibaca, perjalanan tersebut sejatinya rekreasi yang sangat nyaman dan penuh makna. Juga perjalanan risalah, maka segera kembali ke publik untuk ditunaikan sebagai amanah kerasulan.

Kedua, masa risalah nabi Isa A.S. sudah berakhir dan dicukupkan hanya sampai di situ saja. Ibarat tugas sudah selesai dan tinggal dilanjutkan oleh para murid. Begitu nabi Muhammad SAW diutus, yang berlaku adalah syari'ah pemimpin baru, bukan pemimpin lama. Ibarat Perda, Perppu atau undang-undang bisa direvisi oleh pemerintahan baru. Jika sudah ada aturan baru, otomatis aturan lama tidak berlaku.

Sedangkan nabi Muhammad SAW - ketika isra' dan mi'raj - sedang dalam masa jabatan dan belum berakhir, maka harus cepat kembali. Pemimpin yang sedang plesiran ke luar negeri tidak boleh berlama-lama enak-enakan di sono dan harus segera kembali menunaikan tugas. Keduanya adalah hamba-Nya yang terkasih, keduanya sama-sama kita imani sebagai rasul dan tidak lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO