Menelusuri Goa Jepang dan Alas Puspo di Gunung Wilis, Menaklukan Dingin dan Medan yang Menantang

Menelusuri Goa Jepang dan Alas Puspo di Gunung Wilis, Menaklukan Dingin dan Medan yang Menantang Goa Jepang yang diyakini sebagai persembunyian tentara Jepang saat zaman penjajahan.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sebuah goa yang diyakini tempat persembunyian tentara Jepang di zaman penjajahan, ditemukan di Gunung Wilis, Kediri. Tim ekspedisi yang dinamai `Tim Ekspedisi Kediri Lagi’, melakukan penelusuran, Minggu (29/10). Adalah Wakil Bupati Kediri, Drs H Masykuri MM yang memimpin tim tersebut. Pria 60 tahun itu, masih enerjik dengan tantangan alam yang berat. Seperti apa penelusuran tim yang beranggotakan 40 orang itu, inilah kisahnya.

--

Di tengah kabut tebal, rombongan Tim Ekspedisi Kediri Lagi melakukan penelusuran. Samar-samar, ada pemandangan sangat indah dan mempesona di kiri dan kanan. Bulan sabit tampak jelas menyelimuti malam yang dingin. Sebuah keagungan Tuhan di gunung yang menjulang tinggi.

Anggota tim, malam itu, kompak saling membantu. Ada yang mencari kayu bakar untuk api unggun karena cuaca malam, dengan suhu 5 derajat celsius. Pagi pukul 05.00 WIB, semua rombongan sudah bangun. Mereka ingin mengabadikan matahari terbit di ufuk timur. Sayang, kabut tebal, menjadi penghalang indahnya sunrise.

Tim ekspedisi pun, memutuskan melihat goa Jepang. Tempatnya, tidak jauh dari mereka beristirahat. Hanya turun sekitar 500 meter di bawah tempat bermalam mereka.

“Saat itu, kami berada di ketinggian 1.769 meter di atas permukaan laut. Kami menjelajahi Alas Puspo, Goa Jepang dan Air Terjun Gopley,” ujar Wakil Bupati Kediri Drs H Masykuri MM.

Meski waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB, hawa dingin masih begitu terasa. Suhunya 14 derajat celcius. Lantaran masih diselimuti kabut tebal, mereka seolah-olah berada di atas awan.

Dengan jarak tempuh sekitar 12 kilometer, tim pun berangkat dimulai dari ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Tim Ekspedisi Kediri Lagi pun, bergerak menuju ke Goa Jepang. Mereka berada di tengah persimpangan. Untuk menuju goa Jepang, ada jalur sebelah kiri sekitar 500 meter dengan jalan menurun. Sementara ke Alas Puspo, sekitar 500 meter arah kanan. Lagi, lagi, sang surya, juga belum menampakkan sinarnya lantaran kabut.

“Saya mengimbau khususnya kepada kawan-kawan penggemar lintas alam, penggemar pendakian, medan ini sangat menantang. Juga saya tantang kawan-kawan untuk bisa datang ke sini menyaksikan bagaimana Goa Jepang dan Alas Puspo. Mari kita nikmati anugerah Ilahi yang diberikan kepada Kabupaten Kediri. Pemandangan alamnya indah untuk kita nikmati dan syukuri. Ini menjadi salah satu destinasi Wisata Kabupaten Kediri, “ tantang Masykuri.

Catur Andiranto, memandu tim peliputan menuju ke Goa Jepang, menggambarkan, karena banyaknya kabut dan kondisi medan yang basah, mengharuskan mereka ekstra hati-hati. Sekitar 5 meter sebelum sampai di Goa Jepang, tim menemukan lempengan marmer merah atau lempengan yang terbuat dari batu bata merah.

Begitu sampai ke goa perlindungan Jepang, rupanya tim tidak membawa senter untuk penerangan. Maka, lampu di HP menjadi solusi. Karena sudah tertutup dengan tanah, bibir atau mulut goa menjadi sempit. Lebar mulut gua, hanya sekitar 2 meter, dengan ketinggian sekitar 2 meter.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO