Bantah Minta Jawaban Soal Ujian Perangkat Desa, Ini Kata Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro

Bantah Minta Jawaban Soal Ujian Perangkat Desa, Ini Kata Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Anam Warsito.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Anam Warsito membantah jika kedatangannya ke kampus UNNES Semarang kemarin untuk melobi agar diberikan jawaban soal ujian perangkat desa. Ia mengatakan jika kedatangannya hanya untuk melakukan aduan serta kroscek langsung kepada tim pembuat soal ujian perangkat desa.

"Kedatangan kami untuk mengevaluasi kepada tim pembuat soal. Karena di lapangan banyak aduan bahwa mereka bisa ditembus. Nah, kami sebagai tim di tingkat kabupaten tentu ingin melakukan evaluasi serta kroscek langsung apakah benar-benar ada yang mencoba melakukan lobi. Dan kami tegaskan kedatangan kami bukan untuk melobi-lobi," beber Anam Warsito kepada wartawan, Senin (23/10) siang.

Bahkan, lanjutnya, kedatangannya tersebut menggunakan surat keterangan resmi dari Bupati Suyoto. Anam dkk mengaku diterima langsung oleh wakil rektor UNNES serta dua stafnya.

"Kami berdiskusi enak sama pak Warek. Semua aduan kami sampaikan dan diterima, bahkan kami diberikan banyak masukan untuk perbaikan proses pengisian perangkat selanjutnya," ungkapnya.

Anam juga menjelaskan jika soal ujian perangkat desa tersebut dicetak, pihaknya perlu melakukan pemantauan. Namun, karena ada kendala ini pihaknya terpaksa tidak ke kampus UNNES. Anam Warsito juga menjamin proses pengisian perangkat desa itu bersih tanpa ada permainan.

"Awalnya kedatangan kami ke UNNES tidak ada masalah, namun seiring dicarinya oknum berinisial HR oleh Polres Bojonegoro terkait pencemaran nama baik pak Kapolres dan Bupati Suyoto, kami ikut disangkutpautkan," paparnya.

Sekadar diketahui, dua orang oknum yang ikut rombongan Komisi A ke kampus UNNES mengaku bahwa ia adalah utusan Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S Bintoro dan Bupati Bojonegoro Suyoto. Tujuannya, untuk melakukan lobi atau meminta jawaban soal ujian kepada tim pembuat soal. Namun, dua oknum tersebut nampaknya bukan orang Bojonegoro.

Polisi masih terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi serta barang bukti. Kapolres mengaku resah atas pencemaran nama baiknya itu. Bahkan, oknum tersebut telah mencederai proses ujian perangkat desa serentak yang akan dilakukan secara bersih dan transparan. (nur/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO