Tingkatkan SDM Guru, SD Khadijah Surabaya Undang Dosen Aussie

Tingkatkan SDM Guru, SD Khadijah Surabaya Undang Dosen Aussie Kepala SD Khadijah Surabaya saat memperkenalkan Dr Lily Taylor (tengah) kepada para peserta workshop. Foto: YUDI A/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di lingkungan SD Khadijah Surabaya, sebanyak 33 guru mengikuti workshop, Sabtu (14/10). Bertindak sebagai narasumber, Dr Elysabeth Taylor, Phdsc Mcouns AdvDip, seorang doktor pendidikan dari Murdoch University Perth of Australia.

"Kegiatan ini merupakan agenda rutin SD Khadijah yang digelar tiap dua bulan sekali. Kami biasa mengundang narasumber baik dari dalam maupun luar negeri. Sungguh penghormatan yang sangat luar biasa bagi kami beliau bisa menyempatkan waktunya datang ke SD Khadijah," tutur Kepala SD Khadijah Surabaya Syifa'ul Khoir, S.Ag M.Fil I, kepada BANGSAONLINE.

Syifa, sapaan karibnya mengatakan, Dr Elisabeth adalah pakar pendidikan dan pengajaran dalam bidang sains. Ia meminta kepada dosen asal negeri kanguru tersebut bagaimana caranya mengajar kepada anak didiknya terutama dalam bidang sains yang dikaitkan dengan dilema pedagogic.

Pedagogic di sini ia maksudkan adanya keterkaitan langsung dengan apa yang murid-murid hadapi. "Dengan demikian anak langsung bisa menerima dengan gampang, karena lagi hangat-hangatnya peristiwa itu dan langsung disampaikan oleh gurunya," ujar Syifa.

Syifa mengungkapkan jika Dr Lily juga mengajar calon-calon guru yang ada di Australia, walaupun ia seorang dosen terkenal di Australia. Kebetulan sosok seperti Dr Lily itu yang sangat dibutuhkan SD Khajidah.

"Kami mempunyai tiga kurikulum salah satunya kurikulum internasional. Dalam kurikulum internasional ini ada tiga mata pelajaran yaitu mathematic, science dan english, jadi masih ada kaitannya," bebernya.

Harapannya melalui workshop tersebut, pihak sekolah sadar bahwa mereka masih butuh dalam pegembangan improvisasi keilmuan terutama dari sekolah-sekolah yang ada di luar negeri seperti Australia. "Kemudian para guru dalam mengajar tidak stagnant dalam kemampuannya mendidik. Semakin luas wawasanya dalam mengajar di kelas," tegasnya.

Pendekatan pedagogic, lanjutnya, dipilih dalam workshop kali ini karena masih terkait dengan kultur. Ia (Dr Elysabeth, red) menginginkan pengajaran yang sekarang ini dikaitkan dengan etika, spiritual karakternya cocok dengan Kurikulum K-13. "Ngajar sains jangan murni sains saja, tapi di situ ada nilai-nilai, etika, spiritual serta karakterisiknya. Jadi bisa menerima dua-duanya," pungkas Syifa.

Sementara itu, Lily, sapaan karib Dr Elysabeth menjelaskan, yang paling penting baginya adalah pendidikan karakter. "Dalam hidup kita sering berhadapan langsung dengan dilema. Sebisa mungkin seorang guru itu harus memahami terlebih dahulu hal-hal yang dilematis," tutur Lily didampingi penerjemah. (ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO