Surat dari Kiai, Akademisi NU Nilai Pak Halim Perlu Legowo untuk Gus Ipul dan Khofifah

Surat dari Kiai, Akademisi NU Nilai Pak Halim Perlu Legowo untuk Gus Ipul dan Khofifah Solikin Rusli

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Beredarnya surat dari kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU) kepada Abdul Halim Iskandar (Pak Halim) masih menuai berbagai analisis dari sejumlah kalangan. Salah satunya dari akademisi NU di Kabupaten Jombang, Solikin Rusli.

Pria yang juga dosen di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang ini menilai, surat untuk Pak Halim itu merupakan permohonan secara halus dari kiai NU agar Ketua DPW PKB Jatim tersebut legowo (rela) mendukung Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa sebagai Calon Gubernur (Cagub) atau Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur 2018 mendatang.

Itu karena Gus Ipul (Wakil Gubernur) dan Khofifah (Menteri Sosial RI) adalah kader yang lebih NU dibanding Pak Halim. Mengingat secara struktural, Gus Ipul masih menjabat di PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Serta Khofifah yang tak lain sebagai Ketua Umum Muslimat NU.

“Surat tersebut (surat para kiai NU untuk Pak Halim) dapat dimaknai sebagai harapan halus para kiai kepada Pak Halim untuk legowo (rela) tidak mencalonkan diri karena sudah ada kader NU yang jelas-jelas lebih NU dibandingkan Pak Halim. Setidaknya jika dilihat dari struktur kepengurusan yaitu Gus Ipul dan Khofifah,” kata Solikin kepada Bangsaonline, Rabu (24/5/2017).

Menurut Solikin, mengapa surat tersebut ditujukan kepada Pak Halim, karena kakak Muhaimin Iskandar (Cak Imin) itu yang jelas-jelas memiliki tiket untuk mengusung Cagub-Cawagub Jatim melalui PKB yang memiliki kursi cukup di DPRD Jatim.

“Kira-kira hal yang ingin diungkap oleh para kiai tersebut, mungkin begini ‘Pak Halim njenengan itu jangan terlalalu ngoyo meskipun sudah punya tiket (sekalipun tanpa koalisi). Karena ada kader NU yang lebih NU (secara struktural). Sebab jika panjenengan ngoyo akan berpotensi terpolarisasinya suara NU. Alangkah lebih baiknya agar suara orang-orang NU utuh. Istiqomah saja di DPRD sebagai lembaga kontrol, toh di sana juga tidak lebih rendah, tidak kalah populis dan tidak kalah power jika dibandingkan dengan menjadi Gubernur/Wagub Jatim. Di DPRD itulah kira-kira dianggap oleh para kiai merupakan posisi yang paling tepat untuk Pak Halim,” jelas Solikin yang juga Sekretaris Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia) Kabupaten Jombang.

Baginya, analisa tesebut lebih tepat dan rasional, karena Gus Ipul dan Khofifah selama ini yang telah jelas-jelas memiliki dukungan sebagai gubernur dan wakil gubernur. Itu terlihat keduanya pernah menjalonkan diri pada (2008 dan 2013) dalam Pilgub Jatim. Sedangkan Pak Halim belum tentu didukung oleh masyarakat meskipun tiket partai ada di tangannya.

"Sebab Pak Halim belum pernah terbukti bertarung dalam Pilgub Jatim. Justru dukungan yang selama ini di dapat Pak Halim sebatas menjadi anggota DPRD," katanya.

“Meskipun tiket partai ada di tangan Pak Halim sekalipun tanpa koalisi partai lain (selain PKB). Tapi para kiai melihat fakta empirik dan mungkin petunjuk Ilahiah bahwa dukungan Parpol yang besar tidak dapat dimaknai berbanding lurus dengan pilihan masyarakat dalam konteks Pilgub Jatim. Karena perolehan suara partai dihasilkan dari banyak faktor. Diantaranya adalah peran para caleg-caleg dari tingkat kabupaten/kota sampai tingkat pusat. Contoh paling nyata Pilkada DKI kemarin. Sehingga akan menjadi salah besar jika besaran dukungan partai dimaknai sebagai dukungan besar pilihan terhadap figur pada calon gubernur/wakil gubernur,” bebernya. (rom)

INI BOCORAN SURAT KYAI-KYAI SEPUH KEPADA PKB UNTUK BERSAMA-SAMA SATU BARISAN DALAM MENGHADAPI PILGUB JATIM 2018

Kepada yth *Sdr Abdul Halim Iskandar*

*Ketua DPW PKB Jatim*

Di Tempat

Assalamu alaikum wr wb

Dengan berharap ridla dari Allah SWT, setelah melalui musyawarah kami para kiai dan pengasuh Ponpes yang bertanda tangan di bawah ini, ingin menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO