Petani Bawang Merah di Nganjuk Diberi Sosialisasi tentang Pengaplikasian Pestisida

Petani Bawang Merah di Nganjuk Diberi Sosialisasi tentang Pengaplikasian Pestisida Subdirektorat Pestisida Ir Agus Sutaryanto bersama Kabid Holtikultura Achmad Zakin dan Executive Director CropLife Indonesia Agung Kurniawan saat menunjukan kualitas bawang merah petani. foto: BAMBANG DJ/ BANGSAONLINE

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Petani bawang merah di Indonesia sering menghadapi biaya produksi yang tinggi dan dibayangi ancaman kegagalan panen yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit.

Guna menanggulangi hal itu, Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk bekerja sama dengan CropLife Indonesia dan PRISMA menggelar sosialisasi tentang cara mengaplikasikan pestisida yang baik dan benar. Sosialisasi bertema “Kampanyekan Kesadaran akan Pengendalian Hama dan Penyakit Bawang Merah” ini berlokasi di lapangan Desa Samber Rejo, Kecamatan Gondang.

Kegiatan ini dihadiri Subdirektorat Pestisida Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ir Agus Sutaryanto MM, Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Ir Achmad Zakin, Executive Director CropLife Indonesia Agung Kurniawan, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Dalam kesempatan itu, Agus Sutaryanto memaparkan bahwa aplikasi pestisida yang tidak rasional merupakan salah satu penyebab tanaman bawang mereah terserang hama penyakit, yang mengakibatkan hasil panen tidak maksimal.

“Saya harap dengan sosialisasi pencegahan hama dan penyakit bawang, para petani mendapatkan manfaat dan tingginya hasil panen bawang merah,” terangnya.

Pernyataan serupa juga disampaikan Achmad Zakin. Ia mengimbau agar petani tidak lagi menyimpan maupun menunda untuk penggunaan pestisida terhadap tanaman bawang merah. "Jangan takut kehabisan obat pembasmi hama karena di Indonesia ada sekitar 300 lebih jenis pestisida, dan semuanya penggunaannya tergantung struktur tanah dan jenis bibitnya. Saya ingatkan jangan simpan obat hama, dan beli secukupnya berdasarkan luas tanah," kata Zakin.

Sementara Executive Director CropLife Indonesia Agung Kurniawan mengatakan, sosial pengendalian hama dan penyakit terpadu adalah bentuk kepedulian CropLife terhadap para petani bawang merah di Indonesia khususnya nganjuk. Sebagai asosiasi dari delapan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pestisida dan benih di Indonesia, pihaknya mengaku memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi tentang penggunaan pestisida yang tepat guna sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas tanaman (stewardship).

“Saya juga mengingatkan serta meningkatkan kesadaran para petani dan toko tani akan bahayanya produk pestisida palsu”, kata Agung Kurniawan.

Di Kabupaten Nganjuk sendiri ada 6 kecamatan sebagai penghasil bawang merah yang masing-masing memiliki luas lahan antara 13 ribu sampai 15 ribu hektar. Atas hal inilah, Nganjuk terkenal dengan sentra bawang merah karena kualitasnya memang terbaik di antara daerah lain. (bam/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Hidroponik, Budi Daya Menanam Favorit Petani Millenial ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO