Pilpres 2019: Jokowi-Prabowo atau Jokowi-Ahok, Nama Risma Muncul pada Survei Capres

Pilpres 2019: Jokowi-Prabowo atau Jokowi-Ahok, Nama Risma Muncul pada Survei Capres

Nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini muncul pada survei Indo Barometer. Risma berada pada posisi 7 dari 18 nama yang disimulasikan. Posisi tersebut berada di atas Megawati Soekarnoputri dengan dukungan sebesar 2,0 persen. Sementara pada kolom dukungan terhadap capres dengan pertanyaan terbuka, Risma menyodok di posisi 6 dengan dukungan 2,8% di bawah Ridwan Kamil namun tetap masih berada di atas Megawati Soekarnoputri. Namun pada simulasi 14 nama, nama Tri Rismaharini tidak lagi muncul. Justru nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencuat di posisi ketiga di bawah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Selain Risma, hasil survei yang beredar di media sosial sejak sore kemarin itu juga memunculkan nama tiga tokoh yang bertarung di Pilgub DKI 2017, yakni Agus Harimurti Yudhoyono, Basuki T Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan masuk dalam bursa nasional.

Pada survei 'Evaluasi Publik Dua Setengah Tahun Pemerintahan Jokowi-JK' tersebut, sejumlah tokoh nasional memang masuk dalam pengukuran elektabilitas tokoh untuk Pilpres 2019. Elektabilitas tertinggi masih dipegang oleh Presiden Joko Widodo. Selain Jokowi, juga muncul nama Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, hingga Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Survei nasional Indo Barometer ini dilaksanakan di 34 provinsi pada 4-14 Maret 2017. Dengan jumlah responden 1.200 orang, margin error pada survei tersebut sebesar kurang lebih 3,0%.

Nama Ahok dan Anies muncul saat Indo Barometer mengukur elektabilitas calon presiden di Pilpres 2019 dengan metode top of mind. Dari 9 nama yang ditampilkan, nama Agus tidak masuk untuk metode ini. Elektabilitas Ahok sebesar 8,3%, sementara Anies Baswedan 4,5%

Nama Agus dan Ahok lalu muncul saat Indo Barometer melakukan simulasi 18 nama. Elektabilitas Agus 2,5% sementara Ahok 8,7%. Dari 9 nama yang ditampilkan, nama Anies Baswedan tidak muncul.

Indo Barometer juga melakukan metode simulasi 14 nama untuk Pilpres 2019. Dalam lima besar calon dengan elektabilitas tertinggi, ada nama Agus Harimurti Yudhoyono dengan elektabilitas 2,4%.

Dilansir Detik.com, Partai Demokrat menyatakan kaget dengan masuknya nama Agus di bursa nama untuk mengukur elektabilitas tokoh itu. Apalagi figur yang diusungnya di Pilgub DKI 2017 tersebut disandingkan dengan nama-nama tokoh nasional.

"Agus Yudhoyono tiba-tiba ada di posisi keempat. Ini mengejutkan karena melibatkan pimpinan senior bahkan pimpinan partai," ungkap Jubir Partai Demokrat (PD) Rachland Nashidik menanggapi survei yang dirilis Kamis 23 Maret itu.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, di urutan ketiga, terdapat nama Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Basuki Tjahaja Purnama dipilih oleh 8,3 persen responden," ujar Qodari.

Sebelumnya ketika Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan kepada relawan Ahok-Djarot di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, para relawan pendukung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat meneriakkan kata "Jokowi-Ahok" di depan Megawati.

Megawati juga sempat mengatakan bahwa Pilkada DKI 2017 merupakan kunci jika ingin memenangkan Pilkada Serentak 2018. Menurut Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut, Pilkada Serentak 2018 merupakan ajang pemanasan sebelum Pilpres 2019.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO