
NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Tindak kekerasan dan perilaku menyimpang yang terjadi pada anak cenderung meningkat. Bahkan hal ini sudah merambah dunia maya dan mulai merasuki pola pikir anak.
Untuk meminimalisir ini, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Nganjuk melaksanakan roadshow ke sekolah-sekolah untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Kegiatan Roadshow ini bekerja sama dengan DPRD, Dewan Pendidikan, PPA Polres, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, BNN, WCC dan LPA.
BACA JUGA:
Kepala Dinsos P3A, Moch Yasin mengatakan, adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan tanggung jawab semua pihak. Untuk itu, ia berharap melalui kegiatan, semua pihak bisa bersinergi mengatasi permasalahan tersebut.
“Semua ikut terlibat agar langkah yang kita laksanakan bisa tercapai,” kata Yasin kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (22/03).
“Saya berharap dengan kegiatan ini bisa dipahami, khususnya pada anak,” terang Yasin.
Kabid PPA Dinsos Nganjuk Agus Sugianto menjelaskan, roadshow ini akan dilaksanakan di beberapa sekolah-sekolah di antaranya SMAN I Pace, MTsN Tanjunganom, SMPN I Ngetos, SMPN 6 Nganjuk, SMPN 1 Lengkong, SMAN I Loceret, SMK PGRI I Nganjuk, dan SMAN I Rejoso.
“Saya bersama tim akan keliling sekolah, dengan agenda yang sudah terjadwal,’’ kata Agus.
Ia mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan bahwa di Kabupaten telah ada Pusat Pelayanan Terpadu yang khusus melayani korban kekerasan. Sehingga, melalui pelayanan ini, upaya perlindungan korban kekerasan serta keamanan bagi korban dan saksi dapat ditangani secara terpadu dan lebih baik lagi.
"Saya juga mengingatkan selain lingkungan dan sekolah, peran orang tua dalam perkembangan anak sangat lah mutlak. Keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak merupakan awal keberhasilan orang tua dalam keluarganya," jelasnya.
Menurutnya, bobroknya moral seorang anak bisa diakibatkan kesalahan dari orang tuanya dalam hal mendidik. Biasanya, tambah dia, orang tua terlalu keras dalam mendidik anak. “Hal ini yang sering saya temui, membuat anak menjadi mudah tersinggung dan temperamental,” tuturnya.
"Kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan hal ini. Mereka berasumsi jika mereka menjalani hidup sebagaimana yang sedang mereka jalani. Jadi peran pengasuh dan pengawasan harus tetap diberikan dengan rasa kasih dan sayang," pungkas Agus. (bam/rev)