Tafsir An-Nahl 106: Kekerasan Hamzah Menghentikan Kekerasan Para Kafir

Tafsir An-Nahl 106: Kekerasan Hamzah Menghentikan Kekerasan Para Kafir foto: https://ya2blog.wordpress.com

Setelah kejadian itu, Abu Bakar lebih leluasa berdakwah dan memperjuangkan islam. Sebagai keluarga kaya raya, Abu Bakar tak segan-segan mengeluarkan uang untuk agama, bahkan bisa dibilang, keuangannya banyak terkuras untuk pembebasan dan membeli budak muslim yang sedang dalam cengkeraman majikan kafir. Contohnya Bilal, dibeli dan dimerdekakan seketika.

Dialah Abdullah ibn Mas'ud, budak pengembala kambing yang masuk islam dan sangat konsen terhadap al-Qur'an. Saking semangatnya ingin mengabarkan al-Qur'an di hadapan publik, dia memberitahu kawan-kawannya, bahwa besok akan membacakan ayat al-Qur'an secara terbuka dengan suara keras di dekat Ka'bah. Kawan-kawannya melarang karena sadar akan resikonya. Dasar bandel, Ibn Mas'ud tak menghiraukan, "ah.. persyetan dengan kafir-kafir Makkah".

Benar, niat dilaksanakan dan Ibn Masud membaca awal surah "al-Rahman" dengan suara sangat lantang. Bisa diterka apa yang terjadi. Gruduk gruduk mereka datang menghajar Ibn Mas'ud hingga mukanya leban dan nyonyor. Kapok?, oh sama sekali tidak. Besoknya baca lagi dan nyonyor lagi. Baca lagi hingga lumayan aman. Oleh sejarah, Ibn Mas'ud dinobatkan sebagai sahabat pertama yang membaca al-Qur'an di hadapan publik dengan suara keras, "awwal man jahar bi al-qur'an".

Kecuali diri nabi Muhammad SAW saja yang tidak dipukuli, tidak pula disakiti secara fisik seperti para sahabat pengikutnya, meski pada akhirnya hendak dihabisi juga. Mengapa? Karena beliau dari keluarga paling terhormat di seantero Arab dan seolah Makkah ada dalam genggamannya. Ada Abdul Muttalib, sang kakek yang sangat kharismatik. Ada ada Abu Thalib, sang paman yang disegani.

Yang lebih ditakuti lagi adalah Hamzah, paman nabi yang jagoan dan keras. Sejak zaman Jahiliah berjuluk "sang singa", karena kedigdayaannya mampu menangkap harimau liar dengan tangan kosong. Setelah memeluk islam, Nabi menjulukinya "Asadd Allah" (singa Allah) dan orang barat menyebutnya "Lion in the Desert" (Singa Padang Pasir).

Ketika kerumunan kafir hendak menjahati Nabi, Hamzah yang kebetulan lewat datang mendekati mereka dan mengancam. "Aku memang tidak menerima agama Muhammad, tapi dia keponakanku. Awas, jangan sampai ada di antara kalian yang berani menyentuhnya, akan aku habisi kalian dengan tanganku sendiri". 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO