Dewan Prihatin Jembatan di Desa Campoan 6 Tahun Ambrol, Puluhan Siswa SD Tak Bisa ke Sekolah

Dewan Prihatin Jembatan di Desa Campoan 6 Tahun Ambrol, Puluhan Siswa SD Tak Bisa ke Sekolah Irwan Setiawan saat di SDN 1 Campoan, mendapati hanya ada 6 Siswa dan 2 guru yang datang ke sekolah. foto: Irwan for BANGSAONLINE

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Ambrolnya jembatan di Desa Campoan Kabupaten membuat kehidupan warga sekitar terganggu. Pasalnya, jembatan itu menjadi akses utama warga untuk beraktivitas. Akibatnya, puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Campoan yang merupakan satu-satunya sekolah dasar di sana tak bisa ke sekolah. Siswa yang nekat pergi ke sekolah harus melintasi sungai yang arusnya deras. Namun ketika hujan turun, orangtua akan berpikir dua kali untuk melepas anak mereka sekolah, karena arus sungai semakin deras dan tinggi.

Masalah itu sampai juga ke telinga anggota DPRD Jawa Timur, Irwan Setiawan. Anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim III yang meliputi Kabupaten , Bondowoso dan Banyuwangi itu mengaku mendapat informasi dari warga lewat media sosial. Politisi PKS itu pun memutuskan melihat langsung lokasi jembatan ambrol tersebut.

“Saya lihat sendiri kondisi di sana sangat memprihatinkan, karena jembatan yang ambrol itu menjadi akses utama siswa menuju sekolah. Saya coba untuk menyeberangi arus sungai, cukup deras, dengan ketinggian hampir selutut. Dengan berpegangan kepada salah seorang warga akhirnya sampai ke seberang sungai. Bisa dibayangkan bagaimana anak-anak usia SD harus menyeberangi sungai tersebut,” tutur pria yang akrab disapa Kang Irwan itu, Jumat (10/2).

Irwan mengungkapkan, saat dirinya meninjau ke sekolah, hanya ada 6 siswa yang datang. Itu pun 2 di antara 6 siswa tersebut domisilinya dekat dengan sekolah sehingga tak perlu mengarungi sungai. Padahal total siswa yang tercatat di sana ada 28 orang. Para siswa memilih tidak masuk bila cuaca buruk atau orangtua yang tidak mengizinkan karena khawatir dengan keselamatan anaknya.

Irwan melanjutkan, dari infornasi yang ia dapat dari pihak guru. Jumlah siswa yang belajar di SDN 1 Campoan itu pernah mencapai 80 orang. Namun belakangan menyusut terus hingga tingga 28 orang. Jumlah itu pun akan menyusut ketika cuaca buruk seperti musim hujan saat ini.

“Menurut Undang-Undang, seluruh warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Tapi karena kalau tidak didukung akses dan fasilitas, bagaimana mereka bisa bersekolah dan mendapatkan pendidikan. Ini menjadi tanggungjawab kita bersama,” imbuh Irwan.

Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Baperda) DPRD Jatim itu berharap Pemprov Jatim juga ikut turun membuat akses transportasi di Desa Campoan terutama membangun akses jembatan penghubung. Sebab, Desa ini masuk kategori terpencil, hanya sepeda motor yang bisa menjadi akses transportasi. Bahkan untuk wilayah tertentu hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Dari informasi yang didapat dari warga, jembatan yang ambrol itu dibangun melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan. Namun sejak tahun 2011 ambrol tak pernah lagi diperbaiki secara permanen oleh Pemkab . Berulangkali warga membangun jembatan kayu sebagai jembatan pengganti. Namun berulangkali jembatan itu hanyut terbawa arus sungai saat banjir.

“Alhamdulillah, infonya Pemkab sudah mengalokasikan anggaran untuk membangun jembatan baru di tahun 2018. Namun, alangkah baiknya kalau sementara dibangun dulu jembatan sementara yang kokoh. Mungkin Pemprov Jatim bisa turun tangan,” imbau Irwan. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Pikap Pengangkut Cabe Terguling di Jalur Pantura Situbondo':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO