JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrowi, meminta PSSI (Pengurus Sepakbola Seluruh Indonesia) yang baru terbentuk dari hasil Kongres Luar Biasa November lalu mengembalikan status keanggotaan Persebaya Surabaya.
“Kita sejak awal sudah minta posisinya harus dikembalikan. PSSI saat itu juga sudah menjanjikan akan ditindaklanjuti dan memasukkan itu (Persebaya, Red) pada agenda kongres,” kata Imam Nahrawi, ditemui usai menghadiri pembukaan Musyawarah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jombang di hotel Yusro, Sabtu (24/12).
BACA JUGA:
- Sempat Unggul Lebih Dulu, Persebaya Keok dari Borneo FC Usai Kebobolan 2 Gol di Injury Time
- Imam Nahrawi Bebas dari Lapas Sukamiskin, Usai Jalani 7 Tahun Penjara
- Hasil Liga 1, Persebaya Vs Persis: Bajol Ijo Kembali Puasa Kemenangan, Ditahan Imbang 1-1
- BRI Liga 1 Putaran 2 Presebaya Vs Persis Solo: Prediksi Pertandingan dan Susunan Pemain
Hingga kini, status Persebaya masih bukan anggota PSSI. Menpora berjanji akan terus mengawal tim kebanggan warga Surabaya itu hingga diakui PSSI dan bisa ikut kompetisi sepakbola nasional. “Itu akan terus kita kawal. Januari nanti, di Kongres (biasa) PSSI. Harus sampai tuntas,” tandas Imam.
Untuk diketahui, pada Kongres PSSI di Jakarta, 10 November lalu, pembahasan masalah Persebaya batal dilaksanakan dan membuat Persebaya urung diakui PSSI. Ketua Umum PSSI 2016-2020, Letnan Jenderal Edy Rahmayadi, berjanji akan menuntaskan permasalahan Persebaya pada kongres di Bandung, 8 Januari 2017.
Sebelumnya, dalam rapat Komite Eksekutif PSSI (Exco) di Solo September lalu, status Persebaya Surabaya bersama sejumlah klub sudah dibahas. Dalam rapat tersebut, Exco memutuskan Persebaya Surabaya diterima kembali sebagai anggota PSSI dan akan mulai berkompetisi di Divisi Utama. Namun, pengesahan harus ditetapkan di Kongres.
Permasalahan Persebaya dimulai pada tahun 2011. Persebaya tidak diakui pengurus PSSI era Nurdin Halid setelah mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) pada 2011. Liga Primer Indonesia dibentuk sejumlah pihak sebagai ketidakpuasan mereka terhadap Liga Super Indonesia (LSI) yang dinilai amburadul.