SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Surabaya memiliki kesempatan besar untuk semakin menumbuhkan usahanya. Pasalnya, masalah peralatan yang selama ini menjadi persoalan utama, kini sudah teratasi. Kemarin, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima hibah bantuan peralatan untuk IKM dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Bantuan peralatan tersebut diserahkan oleh Dirjen IKM Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di ruang kerja wali kota, Kamis (15/12) sore. Ikut hadir, anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo. Serta, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, Widodo Suryantoro, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya, Hadi Mulyono.
BACA JUGA:
- Jelang Hari Otoda XXVIII, Satpol PP Surabaya Perketat Keamanan dengan Terjunkan 3 Tim
- Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
- Antisipasi Lonjakan Pendatang Baru, Pemkot Surabaya Lakukan Pendataan
- Digitalisasi Informasi Inklusif dan Ramah Disabilitas: Pemilu Berkeadilan di Surabaya
Dirjen IKM, Gati Wibawaningsih mengatakan, bantuan hibah peralatan yang diberikan kepada Pemkot Surabaya kali ini merupakan kelanjutan dari Kementerian Perindustrian untuk merehabilitasi bekas kawasan lokalisasi di Putat Jaya. Sejak 2014 lalu, Kementerian Perindustrian sudah ikut membantu pembuatan sepatu oleh warga di Putat Jaya.
“Lalu pada tahun 2015 kami kasih bimbingan teknis untuk bikin batik. Dan ternyata hasilnya bagus sekali. Kali ini kita ngasih alatnya,” tegas Gati seusai penyerahan alat bantuan tersebut.
Beberapa peralatan yang dihibahkan ke Pemkot Surabaya untuk pemberdayaan pelaku IKM tersebut di antaranya mesin obras sebanyak tiga unit, mesin neci tiga unit, mesin jahit 22 unit, mesin pengering sepatu, shoelast sepatu pria dan beberapa mesin.
Menurut Gati, bantuan peralatan yang dihibahkan tersebut bergantung pada permintaan pemerintah daerahnya. Semisal kelompok IKM di Putat Jaya butuhnya peralatan apa. Dari situ, dinas terkait di daerah kemudian mengajukan proposal yang kemudian ditindaklanjuti oleh kementerian.
“Selama ini, yang namanya IKM itu selalu masalahnya peralatan. Ini kami bantu supaya hasilnya lebih bagus lagi. Nantinya pemerintah daerahnya yang ngopeni,” sambung Gati.