Kisah Sukses Pembatik Binaan Semen Indonesia di Lasem, Jawa Tengah

Kisah Sukses Pembatik Binaan Semen Indonesia di Lasem, Jawa Tengah Murniati saat menunjukkan batik produksinya

REMBANG, BANGSAONLINE.com - Siti Sri Murniati (45) warga Desa Karaskepoh, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah patut menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar perusahaan PT Semen Indonesia yang lain. Sebab, ia termasuk wanita desa yang sukses menjalankan usaha batiknya berkat dukungan dana CSR Semen Indonesia.

Sebelum mendapat dana CSR, ia bersama kelompoknya hanya menjalankan usaha batik secara sederhana dan kecil. Modal yang digunakan berkisar Rp 2,5 juta. Pendapatannya pun tidak kurang dari sekitar Rp 5 juta. Tetapi, setelah mendapatkan suntikan modal dari PT Semen Indonesia sekitar Rp 20 juta, tepatnya pada 2010, usaha Murniati kian besar dan meraup untung besar.

BACA JUGA:

"Alhamdulillah saat ini sudah berjalan lancar, per bulan omzet bersih minimal mendapatkan Rp 10 juta. Tapi, kalau mengikuti pameran bisa lebih," kata Mbak Murniati sapaan akrabnya.

Ia membeberkan, soal harga batik memang bervariatif. Terendah sekitar Rp 125 ribu dan termahal mencapai Rp 2 juta per potong. Sedangkan, untuk ukuran per potongnya, panjang 2,30 meter dan lebar 1,15 meter.

"Batik di Lasem sendiri ada 30-an motif, tapi yang paling laris yaitu, motif lochcand (perpaduan burung hong), Krecak-an (kerja rodi), gunung ringgit (ada duit sangat banyak), bedak cabai (pohon-pohon canai) dan latohan (tumbuhan rumput atau hewan laut)," ungkapnya saat dikunjungi puluhan wartawan asal Tuban di standnya yang berada di Lasem, pada Rabu, (16/11) malam dalam acara Gathering Media.

Ia menambahkan, selain 5 motif tadi, ada corak lain yang sudah dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah, yakni motif tiga negeri. Motif ini menurut masyarakat merupakan batik perpaduan dari tiga negara, seperti Tionghoa-Cina, Arab dan Jawa-Indonesia.

Sementara itu, selain di Desa Keraskepoh, pemproduksi batik lain di Kecamatan Pancur terletak di Desa Karas Gede, Desa Jeruk dan Desa Polandak. Di desa tersebut kini para pembatik kian maju setelah mendapat sentuhan dari PT Semen Indonesia.

"Semoga ke depan kami terus mendapat perhatian dari PT Semen Indonesia, baik itu melalui dana CSR maupun melalui pameran-pameran. Karena dengan begitu batik kami bisa diketahui oleh masyarakat luar, dan bisa dikenal nasional dan internasional," jelasnya. (wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO