Radio Pertanian Wonocolo Gelar Ruwatan Sukerto

Radio Pertanian Wonocolo Gelar Ruwatan Sukerto Prosesi ruwatan sukerto di RPW. foto: mega melati/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Radio Pertanian Wonocolo (RPW) menggelar Kirab Sukerto, Senin Pagi (3/10), sekitar pukul 07.30 WIB di kantor RPW.

Penjelasan salah satu panitia acara , Mardiono (62) Sie Sesaji bahwa acara kirab yang dilakukan ini adalah untuk menolak balak atau gangguan-gangguan/kesialan dari lahir (Sukerto). “Kami mengadakan acara kirab ruwatan ini setiap tahun sekali,” jelas dia.

Sukerto dilaksanakan pada bulan Suro. Pada tanggal awal maupun pertengahan. Peserta yang mengikuti kirab ruwatan adalah mereka yang merasa anak tunggal (ontang-unting) baik laki-laki maupun perempuan, 2 anak bisa laki-laki/perempuan dua-duanya maupun laki-laki dan perempuan, 3 anak terdiri dari laki-laki yang ditengah atau perempuan yang ditengah (apit sendang/apit panturan), 5 anak laki-laki (pandawa) maupun 5 anak perempuan (pandawi). Para anak yang diruwat. Orang tua hanya sebagai wali.

“Untuk yang anaknya 4 juga bisa, tetapi yang laki semua atau perempuan semua (ameng-ameng), seperti pandawa/pandawi,” tambah Mardiono.

Para peserta ruwat menggunakan pakaian serba putih, dan untuk wali atau orang tua berpakaian bebas tapi memakai selempang warna kuning. Para peserta tiap tahun berubah. Untuk tahun ini ada 38 KK. “Peserta yang datang banyak, tidak hanya dari Surabaya. Banyak yang dari luar kota, seperti dari Kediri, Sidoarjo, dll. Para peserta tahu nya dari Radio Pertanian,” tambah Mardiono.

Salah satu peserta yang mengikuti Sukerto, Slamet (43) dari Waru Sidoarjo. Dia mengaku mengikuti ruwatan Sukerto untuk melepas balak. Dia mengikutkan anak tunggalnya.

Ada juga Sukadi (70 ) asal Pakis Surabaya yang selalu ikut Sukerto ini. “ ini kan budaya, jadi harus dilestarikan,” aku dia. Untuk tahun ini, dia mengikutkan cucunya sebagai peserta ruwatan.

Untuk rentetan acara ini mulai dari pembukaan, sambutan ketua panitia, ujub sesaji (mengartikan semua saji dari maksud dan tujuan sesaji tersebut), manengku pujo (doa secara Jawa), seserahan gunungan wayang dari ketua panitia ke dalang pangruwat, setelah itu ditutup oleh pertunjukkan wayang sampai selesai. (mega melati/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO