Tafsir An-Nahl 97: Iman dan Amal Salih Kunci Hidup Multi Bahagia

Tafsir An-Nahl 97: Iman dan Amal Salih Kunci Hidup Multi Bahagia

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - Man ‘amila shaalihan min dzakarin aw untsaa wahuwa mu/minun falanuhyiyannahu hayaatan thayyibatan walanajziyannahum ajrahum bi-ahsani maa kaanuu ya’maluuna.

Setelah dilarang bersumpah politik yang sarat kebohongan, dilarang pula menukar kepentingan akhirat dengan dunia sesaat, lalu diberi pengarahan bahwa apa yang ada di tangan manusia pastilah sirna, sementara yang di ada tangan Tuhan pasti kekal, kini dinasehati agar manusia sungguhan beriman dan beramal kebajikan. Dijamin total bakal hidup super enak saat di dunia. "falanuhyiyannah hayah thayyibah", sementara di akhirat tetap dijamin lebih bagus dari itu, "wa najziyannhum bi ahsan ma kanu ya'malun".

Janji Tuhan ini universal dan lintas jenis kelamin, pria maupun wanita, juga nondiskriminatif, tak pandang dari suku mana dan berwarna kulit apa.

Ngaji lebih dulu soal keuniversalan lafadh "man" pada ayat kaji ini. Jabatannya sebagai fungsionaris "syarat" yang punya fi'il dan punya jawab, pada tataran pertama masih konsisten dengan bentuk mufrad dan dilambangkan dengan gaya mufrad juga. Itu terlihat pada kalimat "'amila" dan "wa huw mu'min". Tapi setelah masuk tataran jawab, Tuhan mengubahnya dengan varian berbeda. Jawab pertama dengan bentuk mufrad, yakni " falanuhyiyannah", menggunakan dlamir muttashil "huw". Sedangkan pada 'athaf atau jawab berikutnya digunakan bentuk jamak, "wa lajziyannahum", pakai dhamir "hum" dan seterusnya: "ajrahum bi ahsan ma kanu ya'malun". Nalar tafsirnya kira-kira begini:

Pertama, untuk menunjukkan bahwa lafal "Man" itu musytarak, multi dimensi. Bisa mufrad, mutsanna maupun jamak. Bisa pula untuk cowok dan cewek. Begitu disiplin ilmu nahwu merumuskan. Jadi terserah apa maunya yang berbicara, lalu tinggal menyesuaikan saja. Pertanyaatan "siapa anda?". Jika yang dihadapi cowok, maka: "Man Anta?". Jika cewek, maka menjadi "Man Anti?". Jika berhadapan dengan dua orang, baik pria keduanya atau wanita keduanya atau campuran, maka jadilah: "Man Antuma?". Jika banyak, menjadilah: "Man antum?" dan seterusnya.

Kedua, ketika Tuhan membicarakan servis dunia yang super bagus, dipakailah bentuk mufrad "Falanuhyiyannahu hayah thayyibah". Tapi saat membicarakan sercit akhirat, diganti dengan bentuk jamak "wa lanajziyannahum ajrahum bi ahsan ma kanu ya'malun". Mengapa demikian? Allah a'lam. Kemungkinan begini:

Dipakainya bentuk mufrad saat Tuhan menjanjikan servis dunia kelas tinggi berupa hidup super bagus bagi orang beramal kebajikan dan sungguhan beriman kepada-Nya adalah:

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO