NEW JERSEY, BANGSAONLINE.com - Chile jadi juara Copa America Centenario. Trofi tersebut didapat setelah La Roja mengalahkan Argentina di final lewat drama adu penalti.
Adu penalti dilakukan setelah selama 2 x 45 menit plus tambahan 2 x 15 menit, di MetLife Stadium, East Rutherford, New Jersey, Amerika Serikat, Senin (27/6) pagi WIB, tak ada gol yang tercipta, alias 0-0. Kedua kesebelasan juga bermain dengan 10 orang sejak babak pertama gara-gara kartu merah.
BACA JUGA:
Argentina dicatat ESPN memang kalah penguasaan bola dari Chile, yakni 46 persen berbanding 54 persen. Namun, Tim Tango lebih agresif dengan membuat 18 attempts tapi hanya tiga yang on goal. Sementara itu Chile cuma bikin empat attempts dengan dua on goal.
Pada babak adu penalti, Chile akhirnya menang dengan skor 4-2 sekaligus mengulangi suksesnya tahun lalu saat mengalahkan Argentina dengan cara serupa. Ini adalah gelar Copa America kedua mereka.
Sementara Argentina harus memperpanjang 23 tahun puasa gelar turnamen besar setelah terakhir jadi juara Copa America 1993.
Dengan kekalahan ini, sosok Lionel Messi menjadi sorotan. Sang bintang yang diharapkan menjadi pemain kunci bagi Argentina, malah menjadi penyebab timnya gagal juara.
Messi gagal menuntaskan tugasnya sebagai penendang penalti pertama. Dirinya tampak kecewa setelah tendangannya gagal masuk.
Usai kalah bahkan Messi tampak meratapi kekesalannya. Dirinya tertunduk lesu di bangku cadangan Argentina.
Messi sebagai penendang pertama diharapkan bisa menaikkan moral penendang lainnya. Tak pelak, kegagalan dia membuat sebagian algojo Argentina tampil dengan percaya diri yang kurang. Setelah Javier Mascherano dan Sergio Aguero sukses melaksanakan tugasnya, Lucas Biglia merasakan efek kegagalan Messi. Tendangannya mampu dibaca Claudio Bravo.
Francisco Silva sebagai penendang terakhir Cile berhasil melaksanakan tugasnya. Cile pun menang adu penalti 4-2 dan juara Copa America secara back to back.