Tafsir Al-Nahl 90: Hampir Setiap Khatib Baca Ayat ini

Tafsir Al-Nahl 90: Hampir Setiap Khatib Baca Ayat ini

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - "Inna allaaha ya'muru bial’adli waal-ihsaani wa-iitaa-i dzii alqurbaa wayanhaa ‘ani alfahsyaa-i waalmunkari waalbaghyi ya’izhukum la’allakum tadzakkaruuna".

Dialah Abdullah ibn Mas'ud, seorang penggembala yang kagum terhadap kesalehan Rasulullah SAW, lalu masuk islam dan menjadi sahabat hebat dan berilmu mendalam. Di samping ahli tafsir al-qur'an, Ibn Mas'ud juga banyak meriwayatkan Hadis. Fisiknya kurang sempurna, kakinya cacat, tapi dipuji Nabi sebagai kaki yang dihormati Tuhan. Abu Jahal yang berperawakan besar dan tegap sering mempermainkan Ibn Mas'ud, mentertawakan dan mempermalukan.

Nabi marah karena para sahabat yang ada hanya diam dan tidak berusaha mencegah. Perang Badar usai dan Abu Jahal terbunuh. Ibn Mas'ud minta ditunjukkan di mana bangkai Abu Jahal tergelatak. Setelah diketemukan, dia naik di atas jasad musuh Allah itu dan diinjak-injak sebagai balas dendam. Para sahabat di sekitarnya pada tersenyum memaklumi. Ya, sebab jika Abu Jahal hidup, tidak bakalan bisa dia melakukan itu.

Nah, saat ayat ini turun (90), Ibn Mas'ud terbilang yang paling vokal mempromosikan kehebatan ayat ini ke seantero Makkah. Tidak saja kepada orang beriman, bahkan kepada orang-orang kafir. Dengan bangganya dia berkata: "Inilah ayat yang paling komprehensif dalam al-Qur'an."

Betapa tidak, Tuhan menghimpun tiga kebajikan yang mesti dipatuhi, sekaligus tiga keburukan yang mesti dijauhi dalam satu ayat pendek. Seolah Ibn Mas'ud menantang dunia sastrawan agar membuat tandingan satu ayat saja sekelas ini. Tantangan tak terjawab hingga kini.

Adalah Umar ibn Abdul Aziz, khalifah yang tersohor amat bersih, adil dan bijak. Anaknya yang datang ke kantor berkonsultasi masalah rumah tangga, spontan lampu yang sedang menyala di meja menerangi ruang kerja itu dimatikan. Sang anak memprotes, "Kok dimatikan?". Umar: "Karena minyaknya milik negara, sedangkan percakapan kita ini urusan keluarga".

Meski menjabat hanya dua tahun, tapi prestasinya sangat luar biasa sehingga mampu mengukir sejarah dengan tinta emas. Ketika pemerintahan dipegang Bani Umayah, para penggede sering memaki-maki, merendahkan dan menzalimi keluarga Rasulullah dan keturunannya. Umar memberi instruksi agar semua itu dihentikan. Kita adalah muslim yang satu, bagai tubuh yang satu...dst.

Lalu memerintahkan agar semua khatib yang berkhutbah hari jum'ah membaca ayat ini sebagai peringatan kepada umat Islam. Isinya, agar berbuat adil, berbuat ihsan dan menghormati keluarga dekat. Agar menjauhi kekejian, kemungkaran dan kejahatan. Hingga sekarang, hampir setiap khatib pada ujung khutbah kedua membaca ayat studi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO