Soal Wacana Perumahan Bagi Nelayan di Trenggalek, Politisi PAN Kritik Kepala DKP

Soal Wacana Perumahan Bagi Nelayan di Trenggalek, Politisi PAN Kritik Kepala DKP Gatot Subagtiono. foto: herman/ BANGSAONLINE

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Politisi asal Partai Amanat Nasional (PAN) Trenggalek, Gatot Subagtiono, mengatakan bahwa dirinya tidak sependapat dengan pernyataan kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Trenggalek Syuhada Abdullah. Yang dimaksud adalah terkait Syuhada Abdullah yang menolak wacana pembangunan perumahan bagi nelayan di kawasan pantai Prigi dengan alasan, para nelayan tersebut sudah banyak yang kaya.

Syuhada Abdullah menyarankan agar lebih baik perumahan itu tidak dikhususkan bagi nelayan, melainkan untuk masyarakat umum yang membutuhkan.

"Saya justru berharap calon perumahan yang bakal disediakan oleh pemerintah nantinya ya ditempati oleh para nelayan, jangan diberikan pada masyarakat umum. Sebenarnya bukan perumahan nelayan, tapi rusunawa (rumah susun sederhana sewa) bagi nelayan. Program ini pernah disampaikan oleh Emil-Ipin (Bupat-Wabup Trenggalek,red) saat kampanye Pilkada yang lalu," kata Gatot saat di temui di kawasan hutan kota Trenggalek, Selasa (15/3).

Gatot berpendapat perumahan itu harus diberikan pada para nelayan karena selama ini para nelayan di kawasan pantai Prigi kecamatan Watulimo banyak yang tidak memiliki rumah. Mereka, kata Gatot, kini banyak yang menghuni di dusun Kampung Baru dan Tawing desa Tasik Madu kecamatan Watulimo.

"Mereka hanya membangun rumah di atas tanah milik Pemda, Perhutani dan TNI AD. Jadi sejatinya para nelayan di pantai Prigi hanya menempati saja, mereka tidak memiliki hak untuk memiliki atas tanah tersebut," tegasnya.

Gatot juga menyatakan tidak sepakat dengan pernyataan Syuhada yang menyebut bahwa para nelayan di kawasan pantai Prigi banyak yang sudah kaya. Ia menuding pernyataan kepala DKP itu tidak berdasar data.

"Parameter dia itu darimana? Adakah data yang bisa mendukung bahwa seluruh nelayan di pantai Prigi banyak yang kaya," ungkap Gatot yang juga Ketua Bidang UKM dan koperasi DPW Fenelindo (Federasi Nelayan Indonesia) Jawa Timur ini.

Menurut Gatot, kaum nelayan di pantai Prigi itu terbagi atas tiga macam, yakni buruh nelayan, nelayan kecil dan juragan nelayan. Jumlah juragan nelayan sendiri kata gatot sangat terbatas, sementara jumlah nelayan kecil dan buruh nelayan sangat besar.

Gatot sendiri tak memungkiri pernyataan Syuhada yang menyebut bahwa pendapatan para nelayan di pantai prigi dalam sehari semalam bisa mencapai 12 juta. "Ya itu memang benar, tapi itu untuk nelayan yang sedang mencari ikan jenis layur dan mendapat ikan tersebut hingga 3 ton. Sementara ikan layur itu hanya bisa dicari dalam bulan bulan tertentu saja. Tapi bila mereka hanya mendapat ikan tuna atau rengis mungkinkah bisa mencapai angka itu? Saya kira jelas tak mungkin," tepisnya.(man/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO