Komisi E DPRD Jatim Siap Damaikan Bonek dan Aremania

Komisi E DPRD Jatim Siap Damaikan Bonek dan Aremania PASCABENTROK: Jasad seorang aremania sebelum dievakuasi usai tawuran bonek vs aremania di Sragen

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bentrokan antara Mania dengan nia, Sabtu (19/12) kemarin,  di Sragen, Jawa Tengah membuat banyak pihak prihatin, termasuk wakil rakyat di DPRD Jawa Timur. Terlebih bentrokan tersebut menyebabkan dua suporter tewas.

Mochammad Eksan, anggota Komisi E DPRD Jatim yang juga membidangi olahraga berharap perseteruan antara pendukung klub Persebaya dan Malang itu bisa diakhiri. Pihaknya pun siap menjadi mediator untuk mendamaikan kedua kelompok suporter tersebut.

"Itu bentrokan yang kesekian kalinya. Saya harap itu bentrokan yang terakhir dan tidak ada lagi korban jiwa. Kami di Komisi E siap menjadi mediator mendamaikan dan nia asal inisiatif datang dari mereka," tandas politisi NasDem itu, Minggu (20/12).

Politisi yang akrab disapa Eksan itu menilai peristiwa di Sragen itu bukan sekedar bentrok antar suporter, tetapi sudah merupakan tragedi kemanusiaan yang potret buram dari kondisi persebakpolaan di Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Menurutnya, sepak bola sebagai cabang olahraga yang paling merakyat dan berurat-akar di tengah-tengah masyarakat, semestinya mencerminkan budaya bangsa yang sopan dan santun serta antikekerasan. Bukan justru sebaliknya. Fanatisme yang berlebihan terhadap klub sepak bola tertentu yang menjadi biang kerok dari kasus kekerasan di sepak bola Tanah Air. Bahkan kondisi ini sangat tidak sehat dan bisa menjadi bom waktu bagi konflik horizontal yang lebih besar antar daerah.

"Malang dan Surabaya adalah dua daerah besar di Jawa Timur, yang menjadi pusat pertumbuhan dan perkembangan daerah di Jawa Timur. Sepak bola semestinya menjadi alat pemersatu, bukan alat pemecah bangsa. Sepak bola semestinya menjadi "hiburan", bukan menjadi "kuburan" rakyat," tandas aktivis muda NU ini.

"Dalam konteks bentrok, nia dan , tak ada salahnya, DPRD Jawa Timur memediasi perdamaian antara dua organisasi suporter di atas. Para pihak yang bertanggungjawab dalam pengelolaan dua klub sepak dan ketua suporter bisa diundang hearing untuk membangun kesepahaman dan menghilangkan kesalahpahaman dalam membangun dunia sepak bola Jawa Timur," imbuh Ketua NasDem Jember ini.

Senada, Ketua Komisi E DPRD Jatim, Agung Mulyono mengaku parlemen siap menjembatani perdamaian antara dengan nia. Namun politisi Partai Demokrat itu berharap ada penegakan hukum yang tegas bagi yang bersalah agar menjadi efek jera bagi yang lain.

Selain itu, orang nomor satu di Komisi E itu berpesan ke depan koordinasi antara panitia dengan klub dan pengurus suporter bisa lebih baik sehingga bisa meminimalisir bentrokan antar suporter atau dengan aparat.

"Saya kira poin yang terpenting adalah penegakan hukum yang tegas sebagai bagian efek jera bagi pelaku maupun suporter yang lain agar tidak berbuat hal yang sama," kata alumni Fakultas Kedokteran Unair ini. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO