Gunakan Pembelajaran ala Pesantren, MAN Tuban jadi Jujugan Studi Banding Sekolah Lain

Gunakan Pembelajaran ala Pesantren, MAN Tuban jadi Jujugan Studi Banding Sekolah Lain Rombongan dari MA Al Hidayah Plus Karang Gayung, Grobogan, Jawa Tengah, saat mengunjungi MAN Tuban. foto: suwandi/BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Penerapan pendidikan formal bercampur dengan sistem pesantren kerap dijumpai. Tetapi, jika sistem tersebut diterapkan di madrasah berstatus negeri sepertinya jarang ditemui.

Namun, hal itu tidak berlaku pada MA Negeri (MAN) Tuban. Lembaga pendidikan yang beralamatkan di Jalan Hos Cokroaminoto 4, Semanding, Tuban ini telah menerapkan pembelajaran ala pesantren tanpa merubah kurikulum yang ada. Uniknya, meski baru berjalan kurang lebih dua tahun, ternyata cukup representatif dan mampu diterapkan pada siswa.

Pembelajaran ala pesantren yang diterapkan tersebut di antaranya dengan cara mencetak siswa menjadi hafid Qur’an dan bisa membaca kitab kuning. Dua kegiatan belajar tersebut kini menjadi prioritas Kepala Sekolah MAN Tuban. 

Kepala Sekolah MAN Tuban, Saifudin Yulianto, menjelaskan jika pembelajaran ala pesantren di sekolahnya cukup sederhana. Yakni, khusus hafid harus setoran pada guru pembimbing setiap Jum’at. Sedangkan, untuk siswa yang mengikuti belajar kitab kuning, mereka yang ingin lulus harus harus mengkuti tes dengan penguji dari kiai NU dan Muhammadiyah serta disaksikan publik.

“Tidak semua siswa mengikuti ini, ada pula yang pilih salah satu. Namun, kami mengimbau pada siswa agar ikut pembelajaran ala pesantren yang sudah kami siapkan,” Saifudin Yulianto saat ditemui di ruabg kerjanya, Jum’at (23/10).

Penerapan kurikulum ala pesantren ini, ternyata dikagumi banyak sekolah lain. Banyak MA baik swasta maupun negeri yang berkunjung ke MAN Tuban untuk keperluan studi banding. Terutama sharing terkait sistem pembelajaran yang berada di MAN Tuban.

“Baru-baru ini kami juga kedatangan tamu dari MA Al Hidayah Plus Karang Gayung, Grobogan, Jawa Tengah. Kami sharing-sharing banyak, terutama terkait pembelajaran, baik akademik maupun non akademik,” imbuh kepala sekolah berkacamata ini.

Saifudin mengatakan, kedatangan tamu bukan hanya sekali ini saja. Tetapi, sebelumnya sekolahnya juga sering menerima tamu dari lembaga pendidikan yang lain. Seperti, dari daerah Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto dan daerah Jawa Timur yang lain. Bahkan, MA dari daerah Denpasar, Bali pernah berkunjung ke MAN Tuban guna keperluan studi banding.

“Biasanya madrasah yang studi banding ke sini guna yang dibahas soal kurikulum yang diterapkan di MAN Tuban,” ucapnya. (wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO