
BLITAR, BANGSAONLINE.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya kasus asusila yang melibatkan anak di bawah umur.
Hal itu ia sampaikan saat menyerahkan remisi simbolis di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Blitar dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional 2025, Rabu (23/7/2025).
Dia mengungkapkan selain terlibat tawuran, mayoritas anak binaan di LPKA terlibat dalam kasus asusila.
"Permasalahan hubungan dengan lawan jenis oleh mereka yang masih di bawah umur. Hubungan ini baik mereka sama-sama menyetujui atau tidak, ini perlu jadi perhatian bersama karena pada kenyataannya 120 lebih dari yang di sini terkait dengan hal tersebut," tegas Emil.
Emil menyampaikan pentingnya keberadaan LPKA sebagai tempat pembinaan bagi anak-anak yang sedang menjalani proses hukum. Ia menegaskan bahwa anak-anak ini tetap merupakan bagian dari bangsa yang harus dilindungi dan dibina agar kelak bisa kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
"Dalam rangka peringatan Hari Anak, saya hadir di Blitar karena setiap provinsi memiliki satu LPKA. Di sini mereka dibina bakatnya, dibentuk mentalnya, agar kelak menjadi warga yang baik dan produktif," kata Emil.
Ia menambahkan, masa pembinaan ini bukan sekadar hukuman, melainkan proses pemulihan mental dan kesadaran sosial. Emil juga menyoroti persoalan yang kerap melatarbelakangi anak-anak masuk ke LPKA, seperti tawuran dan hubungan di luar nikah di bawah umur.
"Ada penyesalan yang bisa menyehatkan mental, tetapi juga harus tetap ada keadilan bagi pihak yang dirugikan. Kami mengapresiasi bahwa anak-anak ini tetap dijaga dan dibimbing. Ini adalah anak-anak kita, anak yang dilindungi oleh negara," tegasnya.
Emil pun mengajak para orang tua agar tidak lepas tangan dalam mendampingi anak-anak mereka, terutama di masa remaja yang rawan pengaruh negatif.
Untuk diketahui dari total 205 anak binaan, sebanyak 120 menerima remisi, dan 7 di antaranya langsung dinyatakan bebas.