
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah mengajak masyarakat memperkuat ketahanan keluarga sebagai fondasi utama dalam mewujudkan Indonesia Maju. Ajakan ini disampaikannya bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 yang mengangkat tema “Dari Keluarga untuk Indonesia Maju.”
“Keluarga yang kuat dan harmonis memberikan landasan yang kokoh dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan. Utamanya dalam melahirkan generasi emas dalam mendukung Indonesia Maju,” ujarnya.
Khofifah, yang merupakan gubernur perempuan pertama di Jawa Timur, menegaskan bahwa keluarga merupakan pondasi strategis pembangunan jangka panjang, terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing, berakhlak, dan berbudaya.
“Keluarga yang mampu membangun komunikasi, menjaga kehangatan, serta memiliki nilai-nilai kebersamaan akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Inilah basis ketahanan sosial kita,” katanya.
Menurutnya, ketahanan keluarga sangat penting dalam membentuk karakter individu, yang menjadi dasar pembangunan karakter bangsa. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan keluarga sebagai wadah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan setiap anggota.
“Hal ini tidak hanya mencakup aspek ekonomi dan politik, tetapi juga kesejahteraan dan kebahagiaan setiap individu dan keluarga di seluruh nusantara,” tegasnya.
Mengacu pada Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 Pasal 47 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Khofifah menjelaskan bahwa pemerintah wajib mendukung fungsi keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan.
“Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran fundamental dalam mencetak generasi untuk masa depan bangsa,” terangnya.
Delapan fungsi keluarga yang perlu dijalankan meliputi fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan lingkungan.
“Penerapan fungsi ini bertujuan agar keluarga dapat membentuk pribadi yang baik, mandiri, dan bahagia,” sebutnya.
Ia juga menyoroti pentingnya komunikasi efektif, dukungan emosional antaranggota keluarga, dan kemampuan mengelola konflik secara sehat sebagai ciri keluarga berkualitas.
“Nilai-nilai ini akan membentuk pribadi-pribadi yang mampu beradaptasi tangguh di lingkungan masyarakat,” ucapnya.
Namun, di era digital dan tantangan modern seperti tekanan ekonomi dan disrupsi nilai sosial, Khofifah menilai bahwa pola pengasuhan harus semakin kolaboratif antara ayah dan ibu.
“Oleh sebab itu dibutuhkan penyesuaian dalam pola pengasuhan dimana peran mengasuh anak tidak hanya dibebankan kepada perempuan dan peran pencari nafkah tidak semata-mata dibebankan kepada laki-laki, tetapi kolaborasi dari masing-masing peran ayah dan ibu di rumah,” tegasnya.
“Peran ayah menjadi semakin penting sebagai penyeimbang dalam pengasuhan serta pembentukan karakter anak,” imbuhnya.
Khofifah pun optimistis bahwa keluarga berkualitas akan menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara yang berdaulat, mandiri, dan berkeadilan.
“Anggota keluarga yang sehat secara emosional dan mental dapat berkontribusi secara maksimal terhadap pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia,” ucapnya.
“Keluarga yang memprioritaskan pendidikan dan pengembangan keterampilan akan menghasilkan generasi muda yang terampil, cerdas, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun pasar global,” imbuhnya.
Lebih jauh, ia menegaskan pentingnya peran keluarga dalam menciptakan lingkungan sosial yang stabil dan mendukung tumbuh kembang anak secara psikologis dan mental.
“Keluarga yang kuat dan berkualitas akan memberikan perlindungan dan kestabilan yang esensial, terutama untuk perkembangan anak dan ketahanan mentalnya,” katanya.
“Keluarga berkualitas dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” pungkasnya. (dev/mar)