
KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Memasuki hari ke-7 pencarian Mbah Tekat (70), seorang nenek yang dilaporkan hilang terseret banjir bandang di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo akhirnya dihentikan oleh Tim SAR gabungan.
Ketua Tim SAR Mojo, Candra Kristiawan dari Basarnas Trenggalek, mengatakan sore ini (Jumat, 23/5/2025) Tim SRU (Search and Rescue Unit) sudah ditarik dan operasi pencarian ditutup karena sesuai SOP proses pencarian dilakukan selama 7 hari dan Jumat (23/5/2025) ini sudah masuk hari ke 7.
"Selain itu, dengan faktor cuaca hujan lebat tidak safety untuk pencarian,"ucap Candra, Jumat (23/5/2025).
Sebelumnya, Tim SAR Gabungan telah menurunkan sebanyak 50 personel dalam operasi pencarian. Personel terdiri dari unsur Basarnas, Polri, TNI, BPBD, Tagana, dan relawan.
Tim dibagi menjadi tiga tim. Tim SRU (Search and Rescue Unit) satu dan dua memulai dari SDN Blimbing ke Tanjung, lalu dilanjutkan ke Dawuhan. Sedangkan Tim tiga dengan menggunakan perahu karet (RCL) untuk menyisir aliran Sungai Brantas.
Ditegaskan Candra, bahwa pencarian sudah berlangsung selama tujuh hari, sesuai dengan prosedur operasi SAR. Hingga hari terakhir ini, korban (Mbah Tekad) belum diketemukan.
Diberitakan sebelumnya, Tanah longsor dan banjir bandang menerjang empat desa di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jumat (16/5/2025) malam. Empat desa tersebut di antaranya Desa Blimbing, Desa Petungroto, Desa Pamongan, dan Desa Ngetrep.
Terdapat 15 titik longsor yang tersebar di wilayah tersebut. Selain terjadi tanah longsor akibat hujan deras yang terjadi sejak Jumat (16/5/2025) sore tersebut, sungai yang melalui desa-desa itu juga meluap dan terjadi banjir bandang.
Yang terparah terkena banjir bandang adalah Desa Blimbing. Dua rumah di desa itu diterjang banjir. Salah satunya rumah Mbah Tekad yang ikut hilang terseret banjir beserta 13 hewan ternak. (uji/van)