Dosen ITS Raih Penghargaan Internasional WISCA 2025

Dosen ITS Raih Penghargaan Internasional WISCA 2025 Adithya Sudiarno (tengah), bersama tim ITS saat meraih Platinum Award pada kompetisi di Taiwan lewat inovasi K3i.verse, aplikasi Virtual Reality untuk Pelatihan Hazard Identification. (Ist)

BANGSAONLINE.com – Berkat dedikasi tinggi dalam membumikan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Adithya Sudiarno, menorehkan prestasi di kancah internasional, yakni ajang World Safety Organization Indonesia Safety Culture Award (WISCA) 2025.

Ajang tahunan yang diselenggarakan oleh WISCA di Jakarta, pada Jumat (2/5/2025), merupakan bentuk apresiasi kepada perusahaan, lembaga, ataupun praktisi yang secara aktif berkontribusi dalam meningkatkan standar K3 nasional.

Penilaian penghargaan ini didasarkan pada dampak nyata dari inovasi para kandidat dalam mendorong kesadaran keselamatan kerja, baik di lingkungan industri, pendidikan, maupun masyarakat umum.

Dosen yang akrab disapa Adith ini dinilai sebagai tokoh yang aktif dan konsisten dalam mendorong integrasi nilai K3 di sektor pendidikan dan industri Indonesia. Ia dikenal sebagai narasumber di berbagai seminar dan pelatihan di bidang K3, sekaligus berkontribusi dalam mengembangkan kurikulum berbasis hard engineering K3 pertama di Indonesia.

Lebih lanjut, Adith juga menggagas Prodi Rekayasa Keselamatan Proses (RKP) yang berfokus pada pendekatan teknik dalam keselamatan proses. Berbeda dengan prodi K3 konvensional yang berbasis kesehatan, RKP menekankan analisis risiko berbasis engineering dan teknologi.

“Kurikulumnya dirancang dengan mengintegrasikan berbagai core competency seperti mechanical, chemical, engineering physics, industrial and systems engineering, serta metallurgy untuk mendukung perancangan sistem keselamatan yang komprehensif,” terang Adith, Rabu (7/5/2025).

Tak terbatas pada bidang pendidikan, ahli ergonomi ini juga terlibat dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Ergonomi bersama Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI).

Selain itu, kesuksesan Adith juga ditunjukkan dari kolaborasi melalui inovasi instrumen Safety Model Canvas untuk mengukur budaya K3 di sejumlah mitra industri ITS.

“Hasilnya, terjadi peningkatan kesadaran K3 hingga 30 persen dalam tiga tahun terakhir,” ungkapnya.

Dalam langkahnya, tantangan terbesar Adith adalah membangun kesadaran K3 di lingkungan pendidikan yang dianggap rendah risiko. Rancangan untuk terus menggencarkan edukasi bahwa keselamatan bukan hanya urusan industri, tapi juga kebiasaan yang harus dibentuk sejak dini merupakan solusi dari tantangan ini.

“Upaya ini sejalan dengan target Kemnaker RI dalam Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional melalui penguatan SDM berbudaya K3,” tegas Adith.

Saat ini, Adith sedang mengembangkan sistem pelatihan K3 berbasis digital twin dan augmented reality (AR) untuk simulasi situasi darurat. Kolaborasi dengan Kemnaker RI juga berlanjut dalam penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang K3 dan program sertifikasi profesi. “Dukungan ITS dan jaringan profesi memudahkan penyatuan perspektif berbeda, mulai dari hukum, kedokteran, hingga engineering,” pungkasnya. (msn)