
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bang Arul, fans atau pendukung fanatik Gibran Rakabuming Raka mau mencopot gigi Try Sutrisno gara-gara jenderal TNI (Purn) itu mendukung gerakan para perwira TNI yang minta Presiden Prabowo Subianto mencopot Gibran.
“Pak Tile, daripada Anda mencopot Gibran, kami seluruh rakyat Indonesia akan mencopot gigi Anda. Gigi Anda akan kami cabut supaya Anda tidak bisa makan sate begini,” ujar Bang Arul sembari makan sate dalam rekaman video yang kini viral.
Bang Arul menyebut Try Sutrisno dengan sebutan Pak Tile (pelawak asal Betawi) untuk mengolok-olok. Padahal Pak Tile telah meninggal pada 1998. Tapi masih dibuat mainan. Pak Tile – nama lengkapnya Enun Tile Madhami - adalah pelawak berbakat dan kondang asli Betawi yang – maaf – giginya sudah ompong.
Dalam postingan video itu Bang Arul menampilkan foto Try Sutrisno.
“Ini pak namanya sate, sampeyan kan gak punya gigi, gigi sampeyan mau saya copot, ayo jawab-jawab," ejek Bang Arul lagi.
"Gigi Gibran masih banyak utuh, barisan-barisannya gigi Gibran masih banyak. Kalau gigi Pak Tile kan gak ada," ujar Bang Arul lagi.
Namun - seperti diberitakan BANGSAONLINE, sehari kemudian Bang Arul minta maaf kepada Try Sutrisno dan Pak Tile. Juga lewat video.
Siapa sebenarnya Try Sutrisno? Pak Try – panggilan akrab Try Sutrisno - asli arek Suroboyo. Putra pasangan Mardiyah dan Subandi itu lahir di Surabaya pada 15 November 1935.
Pak Try pernah menjabat sebagai Panglima TNI (1988-1993). Juga pernah menjadi Wakil Presiden RI (1993-1998). Pada era Presiden Soeharto.
Jenderal TNI Try Sutrisno. Foto: Wikipidea
Pak Try lulusan Akademi Teknik Angkatan Darat pada tahun 1959. Hasil pernikahannya dengan Tuti Sutiawati, Pak Try dikaruniai tiga putra-putri. Yaitu Firman Santyabudi, Kunto Arief Wibowo, dan Natalia Indrasari.
Dua putranya meengikuti jejak karir Pak Try. Yaitu memilih karir di TNI dan kepolisian.
Putra tertuanya, Firman Santyabudi bahkan sempat menempati posisi strategis dan pangkat yang tinggi yaitu Irjen.
Kini sudah pensiun. Dilansir Sindo.com, Irjen Pol (Purn) Firman Santyabudi adalah purnawirawan Perwira Tinggi (Pati) Polri. Sebelum pensiun dari Korps Bhayangkara, ia sempat menjabat Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri (2021-2023). Ia juga sempat menjabat Kapolda Jambi (2020).
Putra kedua Pak Try, yaitu Kunto Arief Wibowo, kini berpangkat Letjen (TNI). Letjen TNI Kunto Arief Wibowo salah satu Pati TNI Angkatan Darat. Saat ini, ia menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I.
Kunto Arief juga pernah menjabat Danrem 044/Garuda Dempo (2016-2018), Danrem 032/Wirabraja (2018-2020), Kasdam III/Siliwangi (2020-2021), dan Pangdivif 3/Kostrad (2021-2022).
Kunto Atief juga pernah menjadi Pangdam III/Siliwangi periode 2022-2023. Pada Juli 2023, Kunto digeser menjadi Wakil Komandan Kodiklatad menggantikan Candra Wijaya. Pada awal tahun 2025 lalu, ia mendapat kepercayaan sebagai Pangkogabwilhan I menggantikan Laksdya Rachmad Jayadi.
Ia pun menyandang bintang 3 alias berpangkat Letjen TNI.
BERPERAN PENTING DALAM PEMBANGUNAN MASJID AL AKBAR SURABAYA
Selain Walikota Cak Narto, Pak Try sangat berperan penting dalam pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya. Masjid kebanggaan warga Surabaya dan Jawa Timur itu memang dibangun saat Pak Try menjabat Wakil Presiden. Bahkan Pak Try inilah yang meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Al-Akbar pada 4 Agustus 1995.
Sedangkan peresmiannya dlakukan oleh Presiden RI KH Abdurrahman Wahhid (Gus Dur). Gus Dur meresmikan Masjid Al-Akbar pada 10 November 2000.
Masjid Nasional Al Akbar memiliki menara setinggi 99 meter (lambang 99 Asmaul Husna).
Masjid Al-Akbar berdiri di atas lahan seluas 11,2 hektar dengan luas bangunan 28.902 m². Masjid yang disebut-sebut sebagai masjid terbesar kedua setelah Masjid Istiqlal Jakarta itu mampu menampung jemaah 30.000 hingga 36.0000 orang.