"Setelah penugasan DPP turun, keduanya diminta membentuk tim 9, membangun komunikasi dengan parpol lain dan turun ke masyarakat," ucapnya.
Karena itu, potensi untuk menduetkan Fandi Akhmad Yani dan Asluchul Alif sangat kecil.
Sejauh ini, kata Mujid, partainya tengah membangun komunikasi dengan parpol lain untuk koalisi. Mengingat, PDIP Gresik belum bisa memberangkatkan paslon sendiiri karena kursi kurang dari 20 persen atau 10 kursi.
"PDIP Gresik punya 9 kursi, kurang satu kursi. Karena itu, (PDIP) membangun komunikasi dengan semua parpol untuk penjajakan koalisi, dengan Gerindra, PKB, Golkar, PPP, PAN, Nasdem, Demokrat dan parpol lain," ungkapnya.
Menurut Mujid, saat ini semua masih dinamis. Pihaknya belum bisa memastikan paslon bacabup dan bacawabup yang bakal mendapatkan SK rekom DPP untuk tiket Pilkada Gresik 2024.
"DPP harus koalisi dengan parpol lain dan membuat kesepakatan siapa pasangan yang akan diusung. Jadi semua masih serba mungkin," pungkas Wakil Ketua DPRD Gresik ini.
Sementara itu, Ketua DPD Golkar Gresik Ahmad Nurhamim juga menyatakan partainya belum bisa memastikan siapa yang bakal mendapatkan rekom dari DPP.
"Semua masih fleksibel dan serba mungkin sebelum pendaftaran paslon ke KPU Gresik 27 Agustus," katanya.
"Semua peluang masih terbuka, masih flexibel, ditunggu saja endingnya setelah DPP menurunkan SK rekom," pungkas Wakil Ketua DPRD Gresik ini. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News