KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pj Wali Kota Kediri, Zanariah, membuka Talkshow Edukasi Keuangan Inklusif untuk pemuda, perempuan, dan UMK, di GOR Surya Universitas Kadiri, Senin (13/11/2023). Acara ini juga menghadirkan narasumber dari Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan.
"Terima kasih atas digelarnya acara edukasi keuangan inklusif di Kota Kediri untuk pemuda, perempuan, dan pelaku UMK. Seperti kita ketahui, 3 kelompok ini memiliki andil besar dalam pertumbuhan ekonomi, baik dari segi produksi dan konsumsi," kata Zanariah.
BACA JUGA:
- Gandeng HWDI, Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas
- Uji Coba Makan Siang Gratis di Kediri, Banyak Siswa Minta Tambah Sambal ke Bupati Dhito
- Upayakan SDI dan Data Berkualitas, Pemkot Kediri dan BPS Kembali Gelar Pembinaan Statistik Sektoral
- Coin Emas 2024: Kompetisi Bahasa Inggris Terbesar di Kota Kediri Sukses Digelar
Menurut data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada 2022, ia mengatakan bahwa tingkat inklusi keuangan masyarakat Kota Kediri sebesar 87,56 persen, yang mana angka tersebut cukup tinggi. Hal ini menandakan sebagian besar masyarakat Kota Kediri mudah mengakses lembaga keuangan formal.
Tapi di sisi lain, lanjut Zanariah, tingkat literasi keuangannya hanya 20,21 persen dan artinya inklusifitas yang tinggi belum berimbang dengan pemahaman masyarakat terkait layanan jasa keuangan formal serta investasi. Kondisi itu sangat rawan bagi pertumbuhan ekonomi di tengah banyaknya isu produk keuangan ilegal yang merugikan masyarakat.
Produk keuangan ilegal seperti pinjaman online, investasi dan trading bodong yang sering kali menghadirkan iming-iming akses mudah, bunga rendah, untung besar, dan cepat didapat. Bidikannya pun tertuju pada masyarakat yang rentan.
"Misalnya perempuan yang sering kali menjadi menteri keuangan rumah tangga, anak muda yang memiliki obsesi uang jajan tambahan, dan para pelaku UMK yang butuh tambahan modal. Kondisi ini perlu kita waspadai bersama karena mengancam pertumbuhan ekonomi di kota ini. Dimana Kota Kediri saat ini pun masih struggle untuk menyamai situasi sebelum pandemi," urai Zanariah.