KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, memasukkan penanganan stunting sebagai salah satu indikator kinerja camat. Ia mengungkapkan hal tersebut saat menerima kunjungan Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, Senin (21/8/2023).
Menurut dia, dalam mengatasi persoalan stunting ini perlu kerja sama seluruh pihak, mulai dari pemerintah kabupaten, TNI-Polri, OPD, utamanya camat. Pimpinan daerah yang akrab disapa Mas Dhito itu menyebut camat sedianya mengetahui kondisi real yang ada di lapangan, sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat terhadap penurunan stunting ini.
BACA JUGA:
- Reuni Purnaaktivis, Mbak Cicha Sebut Momen Berbagi Pengalaman Bangun Gerakan Pramuka Kediri
- Sinergi Turunkan Stunting, Pj Wali Kota Mojokerto dan Jajaran Kompak Salurkan Bantuan di Hari Otoda
- Program DITO Mulai Tunjukkan Hasil, Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri Naik
- Pemkab Kediri Targetkan Pembangunan Pasar Ngadiluwih Dimulai Awal 2025
Oleh karenanya, ia memberikan kebijakan yang mana upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Kediri masuk dalam salah satu indikator kinerja camat.
“Salah satu indikator kinerja camat yang kita masukkan adalah penanganan stunting,” kata Mas Dhito.
Orang nomor satu di Kabupaten Kediri ini menjelaskan, selama ini camat memang sudah melakukan upaya-upaya tersebut. Namun, pihaknya menilai hal tersebut masih belum masif dilakukan.
Dalam implementasinya, Mas Dhito mengatakan bahwa camat telah diinstruksikan untuk mengaktifkan Dasa Wisma yang berada di tingkat desa bahkan RT. Di mana Dasa Wisma ini berfungsi memonitor keluarga dengan resiko stunting.
Di sisi lain, Kabupaten Kediri menjadi salah satu wilayah yang paling besar menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik sekitar Rp14 miliar untuk penanganan stunting. Dengan hal tersebut, bupati berkacamata itu juga menginstruksikan agar dalam penyalurannya seluruh pihak termasuk Dasa Wisma dan kader pendamping keluarga ikut mengawasi.