Harga Lelang Gula Diprediksi Tembus Rp 10.000 per Kilogram

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Harga lelang gula di Kabupaten Jember musim ini diprediksi mencapai Rp 10.000 per kilogram. Hal ini disebabkan persediaan gula yang masih minim karena masih baru memasuki awal musim giling tebu.

Lelang gula akan dilakukan sekitar pekan depan. Harga Patokan Petani (HPP) yang ditetapkan oleh Pemerintah sebesar Rp 8.900 per kilogram, naik Rp 400 per kilogram dibandingkan dengan HPP bulan September 2014 lalu.

Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) Kabupaten Jember, Muhammad Ali Fikri menerangkan, periode lelang gula dilakukan setiap dua minggu sekali. “Lelang gula untuk periode perdana tahun ini sekitar tanggal 22 Juni 2015 ini. Dan kami harapkan harganya bisa di atas Rp 10.000 per kilogram,” ujarnya.

Jika hal itu terjadi, maka harga lelang gula tahun ini lebih tinggi dibandingkan lelang gula tahun sebelumnya. “Harga lelang gula tahun lalu paling rendah Rp 8.500 per kilogram. Untuk lelang paling tinggi Rp 8.800 per kilogram,” kata Fikri.

Beberapa faktor yang menjadikan harga lelang gula naik, yaitu kegagalan panen tebu di beberapa daerah sentra produksi gula. Sehingga pasokan tebu yang akan digiling lebih sedikit.

“Faktor lain adalah pembatasan gula impor dan juga ketatnya distribusi gula rafinasi di kalangan masyarakat. Sebelumnya, gula rafinasi yang seharusnya untuk kebutuhan industri malah ikut terserap oleh kalangan rumah tangga. Ini menyebabkan harga gula di pasar anjlok,” ujarnya.

Fikri menambahkan, setelah dilelang, gula yang dihasilkan akan dijual di Jember dan juga luar Jember. (PG) Semboro Kabupaten Jember merupakan salah satu penghasil gula terbesar secara nasional.

Tak hanya tebu dari Jember, PG Semboro juga melayani penggilingan tebu dari Bondowoso, Banyuwangi dan Lumajang. Hal ini menguatkan status Jawa Timur sebagai penghasil gula terbesar nasional.

“Jawa Timur merupakan lumbung gula. Dari total produksi gula nasional 2,5 juta ton tahun lalu, sebanyak 450.000 ton dihasilkan oleh Jawa Timur. Sisanya diproduksi oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat,” sebut Fikri. Sedangkan, lanjut Fikri, kebutuhan gula Jawa Timur hanya 220.000 ton dalam satu tahun.

Hal ini mengakibatkan, pasar terbesar gula Jawa Timur termasuk Jember berada di luar provinsi. “Pasar terbesar kita di luar penghasil gula. Terutama di luar jawa,” pungkasnya. (jbr1/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO