BPBD Gresik Tetapkan 39 Desa Darurat Kekeringan

BPBD Gresik Tetapkan 39 Desa Darurat Kekeringan Kepala Pelaksana BPBD Gresik, Abu Hasan ketika droping air bersih. (syuhud/BANGSAONLINE)

GRESIK, BANGSAONLINE.com - BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) mulai lakukan antisipasi dampak kekeringan yang melanda Kebupaten Gresik. Sedikitnya, tahun ini ada 39 desa yang telah ditetapkan BPBD menjadi desa kering kristis dan darurat kekeringan. Desa-desa tersebut sekarang mendapatkan pengawasan esktra oleh BPBD untuk pengedropan bantuan air bersih.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD , Abu Hasan, BPBD sekarang intens lakukan patroli ke sejumlah wilayah kecamatan yang desanya berpotensi terjadi kekurangan air, terlebih desa kering kritis. Saat ini, ada 7 kecamatan yang terdapat 39 desa yang di anggap rawan kekeringan kritis dan menjadi desa darurat kekeringan.

Ke-7 kecamatan itu meliputi Kecamatan Benjeng, Cerme, Bungah, Balongpanggang, Duduksampeyan, Kedamean, dan Sidayu. "39 desa di 7 kecamatan tersebut sekarang mendapatkan atensi pengawasan khusus oleh BPBD," kata Abu Hasan, Kamis (18/6).

Menurut Hasan, desa yang mengalami kering kritis terhitung jumlahnya masih banyak, yakni 39 desa. Namun, jumlah tersebut terbilang menurun dibanding tahun sebelumnya, mencapai 59 desa. "Dari hasil pantauan kita di lapangan, daerah yang biasa menjadi langganan kekeringan kritis kondisi saat ini berkukarang dibandingkan tahun lalu," jelasnya.

BPBD telah melakukan berbagai upaya untuk menekan krisis air bersih di desa-desa yang mengalami kering kritis. Di antaranya, dengan memanfaatkan sejumlah waduk. "Waduk yang dangkal kami rawat agar bisa menampung air saat musim hujan. Sehingga, waduk itu pada saat musim kemarau seperti saat ini bisa dimanfaatkan," katanya.

Langkah lain, lanjut Hasan, BPBD sudah mulai membuat sumur bor berbasis geolistrik. Daerah yang sudah mendapatkan program tersebut di antaranya, Desa Pacuh Kecamatan Balongpanggang, Desa Raci Kulon Kecamatan Sidayu, dan Desa Srowo Kecamatan Sidayu.

"Jadi, kita sudah antisipasi jauh hari datangnya musim kemarau tahun ini yang diperkirakan panjang hingga akhir bulan Oktober. Dan, saat ini untuk droping air insya Allah belum dibutuhkan, karena sumber air masih ada," terangnya.

Hasan menambahkan, untuk mengatasi kekeringan di beberapa tempat termasuk di 7 kecamatan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) untuk segera sediakan pipanisasi di 39 desa tersebut, karena dianggap kering kritis. "Pak Bupati segera menetapkan 39 desa tersebut menjadi daerah darurat kekeringan," pungkasnya. (hud/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO