SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah mendukung penuh hadirnya Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU). Menurut dia, satgas ini akan menjadi bagian penting dari upaya membangun ketahanan keluarga yang akhirnya menjadi penguat ketahanan nasional.
Ia mengungkapkan hal tersebut ketika menghadiri giat ‘Pelibatan Masyarakat Program Ketahanan Keluarga Wilayah Jatim’ kerja sama Kemenag dan PBNU di Hotel Fairfield Surabaya, Rabu (7/6/2023).
BACA JUGA:
- PCNU Surabaya Gelar Halal Bihalal Sekaligus Lomba ini
- Khofifah Ajak Muslimat NU di Kabupaten Malang Jadi Garda Terdepan Turunkan Stunting
- Khofifah Usul Pembentukan Komite Perempuan Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui PBB
- Aktivis NU Kultural ini Desak PKB Objektif soal Rekom pada Pilkada 2024 di Kabupaten Pasuruan
“Permasalahan keluarga ini tidak sesederhana yang dibayangkan. Jika ketahanan keluarga terjaga maka akan menjadi basis ketahanan nasional. Dengan hadirnya Satgas GKMNU yang dibentuk hingga tingkat ranting (desa/kelurahan) akan mampu menjadi bagian yang dapat mengembalikan harkat dan martabat kemanusiaan, dari mulai seorang anak dilahirkan sampai dengan saat kematian,” paparnya.
Khofifah mengatakan, saat ini definisi keluarga menurut PBB dan nasional masih terdiri dari laki-laki dan perempuan dalam satu ikatan perkawinan yang sah. Sehingga ini bagian dari membangun peradaban agar seorang anak menjadi jelas keturunannya, nasabnya dan seterusnya.
“Tetapi bahwa hari ini dan yang akan datang persoalan Family resilience atau ketahanan keluarga bukan persoalan sederhana. Baik terkait definisi keluarga dalam undang-undang maupun dalam sebuah ikatan perkawinan yang sah,” ujarnya.
“Desain besar membangun ketahanan keluarga dan membangun keluarga maslahah mungkin kita perlu ambil posisi yang paling mendasar, yakni definisi keluarga menurut PBNU. Untuk itu, ada baiknya kita cocokkan dengan data BPS supaya secara scientific semua terukur,” imbuhnya.
Ia menyebut, membangun kerjasama dengan pemerintah daerah menjadi sangat penting. Hal ini karena family resilience atau ketahanan keluarga ini kemudian menjadi ikhtiar bersama-sama dari seluruh stakeholder.