Cerita Kocak saat Jadi Paspampres Gus Dur, Danjen Kopassus ke-26 ke Kantor HARIAN BANGSA

Cerita Kocak saat Jadi Paspampres Gus Dur,  Danjen Kopassus ke-26 ke Kantor HARIAN BANGSA Letjen (purn) Agus Sutomo, Danjen Kopassus ke-26 menerima buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan dari CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, M Mas'ud Adnan. Foto: bangsaonline.com

Jenderal Sutarman lain lagi. “Pak Sutarman menendang kaki kursi yang diduduki ,” kata Jenderal Agus. Jadi kalau tertidur dalam suatu acara Jenderal Sutarman membangunkan dengan cara menendang sedikit kaki kursi yang didudukinya.

Nah, suatu ketika ada acara selapan cucu Presiden . Yaitu putri Ning Alissa Qatrunnada Muhawaraoh yang oleh diberi nama .

Acaranya lesehan. “Waktu itu hanya dan Bu Shinta duduk di kursi. Saya ada di belakang ,” kata Jenderal Agus. Ia bersebelahan dengan Pampanpres lain, yaitu Sutarman.

Saat itu budayawan – yang menjabat Ketua LKBN Antara – memberikan uraian tentang Parikesit. Menurut Sobary, Parikesit adalah tokoh dalam pewayangan. Parikesit putra Abimanyu dan Utari. Parikesit adalah cucu Arjuna.

Nah, saat Kang Sobary – panggilan akrab – sedang asyik menguraikan tentang kisah Parikesit itu, Jenderal Sutarman mengira tidur. Sutarman pun menendang kursi agar bangun.

Saat Sutarman menendang kali pertama diam. Sutarman menendang lagi. juga diam. Sutarman menendang lagi untuk ketiga kali. juga diam.

Tapi ketika Sutarman menendang keempat kalinya, langsung menggebaskan tangannya kepada Sutarman sambil berkata. “Apa sih, kok saya ditendang-tendang. Saya kan gak tidur. Saya ini Presiden kok ditendang-tendang,” kata .

Semua orang di sekeliling terkejut. Tak ada yang berani tertawa. “Yang tertawa pertama kali Pak Sobary, yang lain gak berani karena presiden. Akhirnya tertawa semua. Bu Shinta juga tertawa,” kata Jenderal Agus sembari tertawa.

Kang Sobary kemudian melanjutkan ceritanya. Suatu ketika, kata Sobary, bayi Parikesit ditinggal sendirian. Tapi di sekelilingnya banyak senjata diletakkan. Tak lama kemudian ada segerombolan musuh jahat menyerang. Ternyata secara refleks Parikesit yang masih bayi, kakinya menendang-nendang dan tangan bergerak ke sana kemari. Tendangan kaki itu mengena senjata sehingga senjata itu meluncur ke musuh-musuh yang datang. Terbunuhlah orang-orang jahat itu.

Artinya, Parikesit sudah sakti sejak bayi. Saat dewasa Parikesit menjadi raja negara Yawastina menggantikan kakeknya, Prabu Kalimataya, dengan gelar Prabu Krisnadwipayana.

Parikesit memerintah secara bijaksana, jujur, dan adil. Parikesit berusaha menyatukan kembali rakyat Yawastina negara yang terpecah-pecah akibat komplik yang terjadi sebelumnya.

Kang Sobary pun kagum pada . Ternyata memberi nama Parkesit tak sembarangan. “Saya baru tahu kenapa memberi nama cucunya Parikesit,” kata Kang Sobary.

langsung menyahut. “Sampean tahu apa,” kata yang disambut tawa semua yang hadir. 

Jendral Agus baru pamit pukul 18.00 WIB. Tapi ketika sampai halaman kantor dan terdengar suara adzan. Ia kemudian memutuskan masuk lagi untuk salat maghrib.

“Kita salat maghrib di sini saja ya,” kata Jendral Agus yang kini sibuk membantu pencapresan Prabowo Subianto.

Jendral Agus kembali masuk mushalla. Ia salat berjemaah sekaligus jadi imam. (M Mas’ud Adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO