Tekan Seks Bebas, Komisi E DPRD Jatim Usulkan Pendidikan Seks di Sekolah

Tekan Seks Bebas, Komisi E DPRD Jatim Usulkan Pendidikan Seks di Sekolah Ilustrasi. foto: wartaaceh

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Maraknya terungkapnya prostitusi terselubung yang memanfaatkan media sosial membuat berbagai pihak prihatin. Terlebih pelakunya banyak yang berasal dari kalangan remaja dan masih berstatus pelajar. Menanggapi hal itu, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Dokter Beny Kristiyanto mengusulkan perlunya pendidikan pengenalan di sekolah. Sebab, menurutnya prostitusi di kalangan pelajar itu berawal dari perilaku bebas.

Politisi asal Fraksi Gerindra itu mengungkapkan, pendidikan tersebut sebaiknya dimulai sejak tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Sebab pada tingkat itu, siswa didik sudah mengalami puberitas dan organ -nya sudah mulai berkembang. Dokter lulusan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung itu mengingatkan pendidikan pengenalan itu juga harus dilengkapi dengan pendidikan budi pekerti dan moralitas.

"Sudah waktunya Pendidikan diajarkan di sekolah. Ketimbang mereka mencari sendiri lewat internet yang belum tentu sumbernya benar. Lebih baik diajarkan secara formal oleh guru di sekolah," tutur pria yang akrab disapa dokter Beny itu, Senin (27/4).

Pendapat Dokter Beny itu diamini koleganya di Komisi E, Mochammad Eksan. Bahkan politisi Partai NasDem yang berlatar santri itu menjelaskan pesantren sudah selangkah lebih maju dari sekolah formal. Pasalnya di pesantren pendidikan bukan sesuatu yang baru dan bukan pula sesuatu yang tabu bicara tentang .

Eksan menyontohkan pengajian kitab Uqudul Jain Fi Bayani Huququz Zaujain, kitab Quratul 'Uyun, dan kitab yang semisal, bukti empiris pendidikan sudah berlangsung lama dan juga sudah biasa. Kitab-kitab itu merupakan bagian buku ajar santri, terutama yang hendak akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Kitab itu tak ubah buku kamasutra dalam tradisi Hindu Budha, dan materi pendidikan yang menjadi pelajaran sekolah di Amerika dan Eropa.

"Dalam pendidikan versi pesantren, itu mulia dan suci karena menghadirkan Tuhan. Tak seperti bebas yang justru menjauhkan diri dari Tuhan," urai pengasuh Pesantren Mahasiswa Nurul Islam 2 Mangli Jember tersebut. (mdr/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO