Tentu, jika kualitas legen sudah berubah menjadi bahan cuka, harganya lebih murah. Harganya 1 banding 3 dari harga legen.
"Ada yang produsen dari Surabaya, Madura, dan beberapa daerah lainnya mengambil untuk bahan cuka di sini," ucapnya.
Ia mengungkapkan, sedikitnya ada 17 orang yang setiap hari setor. "Mereka punya keluarga yang harus dinafkahi. Tak kurang Rp2 jutaan setiap hari buat bayar mereka," cerita Mbah Jah, sapaannya.
Namun, masa suram itu sudah berlalu. Tahun ini, usaha minuman tradisional yang dipertahankan sudah mulai bergeliat kembali, khususnya Ramadan ini.
"Alhamdulillah, setiap hari minimal habis 500 liter legen, dengan harga Rp15 ribu per botol ukuran 1,5 liter," ucapnya.
Sehari-harinya selama Ramadan, Mbah Jah dibantu 4 karyawan yang tak lain adalah anak dan kerabatnya sendiri.
"Setiap hari puluhan tengkulak ada yang ambil 30, 50, bahkan 70 liter untuk dijual kembali. Kalau warga biasanya ada yang 2 botol atau 5 botol," pungkasnya. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News