Menko Kemaritiman: Terminal Teluk Lamong Bisa Jadi Rujukan Pelabuhan Modern

Menko Kemaritiman: Terminal Teluk Lamong Bisa Jadi Rujukan Pelabuhan Modern Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo ketika berkunjung ke Terminal Teluk Lamong. foto: Yuli Iksanti/BangsaOnline.com

SURABAYA (BangsaOnline) - Usai memberikan tugas khusus kepada Otoritas Pelabuhan guna memperpendek waktu proses pengeluaran barang dari pelabuhan (dwelling time), Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menginspeksi kesiapan Terminal (TTL) di Surabaya, kemarin.

Menko Kemaritiman beserta rombongan tiba di anak usaha milik PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III tersebut dengan menaiki helikopter TNI-AL Bell 412 EP dengan penerbang Mayor Tri Wibowo.

“Saya ditugaskan Presiden untuk melihat langsung kesiapan Terminal terkait tekad Pemerintah untuk memperpendek dwelling time,” ungkap Indroyono kepada wartawan di Dermaga TTL.

Di terminal berkonsep hijau pertama di Indonesia tersebut, rombongan meninjau menara control room operator alat bongkar muat petikemas canggih yang disebut Automated Stacking Crane (ASC). Menko Kemaritiman berdialog langsung dengan dua teknisi dari Konecranes, Finlandia yang sedang mengetes otomatisasi kinerja ASC.

“Proses otomatisasi ASC untuk kegiatan bongkar muat petikemas di lapangan penumpukan (container yard) sudah terkoneksi baik dengan TOS (Terminal Operating System), sehingga kegiatan bongkar muat internasional sudah siap akhir bulan ini. Pada April, sudah ada kapal dari Tiongkok yang akan sandar langsung ke TTL,” kata Djarwo.

Dengan kedalaman kolam dermaga TTL yang mencapai -14 meter LWS (Low Water Spring), kelak kapal-kapal besar bisa langsung bongkar muat di TTL tanpa harus melalui Pelabuhan Singapura, ujar Djarwo menambahkan. Sebelumnya, untuk bongkar muat petikemas domestik telah berjalan sejak November tahun lalu.

Indroyono menjelaskan bahwa terkait kebijakan pemerintah untuk memangkas dwelling time, akan diterbitkan Instruksi Presiden tentang Percepatan Sistem Pelabuhan.

“Dengan didukung oleh berbagai peralatan modern, rasanya Terminal bisa menjadi rujukan pelabuhan modern,” tegas Indroyono yang pernah menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Perikanan dan Aquakultur FAO, PBB.

“Ternyata Indonesia bisa juga membangun terminal modern seperti ini. Peralatan modern akan menekan dwelling time dan meningkatkan efisiensi sehingga kita bisa bersaing dalam memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN,” kata Indroyono yakin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO