Haflah Akhirussanah, Kiai Asep: 100 Lebih Santri Amanatul Ummah Diterima di PT Luar Negeri

Haflah Akhirussanah, Kiai Asep: 100 Lebih Santri Amanatul Ummah Diterima di PT Luar Negeri Suasana Haflah Akhirussanah Lembaga Pendidikan Unggulan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya yang digelar secara ketat dan terbatas di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Sabtu (19/7/2021). foto: mma/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Lembaga Pendidikan Unggulan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya menggelar Haflah Akhirrusah secara ketat dan terbatas, Sabtu (19/7/2021). Acara itu digelar di halaman Sekolah SMA Unggulan Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya.

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah saat memberikan pengarahan sekaligus ijazah doa mengawali dengan istighatsah. Menurut Kiai Asep, istighatsah ini untuk tujuan dua hal.

Pertama, memohon pertolongan Allah agar selamat dari Covid-19. Juga agar Indonesia – terutama Jawa Timur dan Surabaya - segera bebas dari Covid-19. “Yang kedua untuk keberhasilan masa depan anak-anak sekalian,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep mengungkapkan bahwa banyak sekali santri lulusan Amanatul Ummah kini diterima di universitas negeri dan luar negeri. “Lulusan termuda di Unair sekarang itu dari Amanatul Ummah,” kata Kiai Asep.

Pantauan BANGSAONLINE.com di lokasi acara, para santri yang dipanggil ke depan dalam acara Haflah Akhirussanah itu disebutkan diterima di berbagai perguruan tinggi negeri. Di antaranya di Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Universitas Airlangga (Unair), dan universitas negeri lainnya.

Kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep Saifuddin Chalim mengungkapkan bahwa lulusan Amanatul Ummah tahun ini banyak sekali diterima di perguruan tinggi luar negeri. “Seratus lebih yang yang diterima di perguruan tinggi (PT) luar negeri,” kata Kiai Asep yang juga ketua umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Kiai Asep menyebut, lulusan Amanatul Ummah itu diterima di berbagai perguruan tinggi luar negeri seperti di Singapura, Mesir, Amerika, Malaysia, Jerman, Rusia, dan negara-negara Eropa dan Asia lainnya.

Menurut Kiai Asep, banyaknya lulusan Amanatul Ummah di perguruan tinggi negeri dan luar negeri ini karena proses ajar-mengajar di pondok pesantren ini terus berlangsung. “Kalau sekolah-sekolah lain seperti sekolah negeri kan daring,” kata Kiai Asep yang memiliki 12.000 santri.

Saat memberikan sambutan Kiai Asep banyak memberikan motivasi, termasuk kepada para wali santri. Kiai Asep mengungkap kisah Nabi Sulaiman saat ditawari tiga hal: harta, tahta, dan ilmu.

Nabi Sulaiman, tutur Kiai Asep, memilih ilmu. Namun justru dengan ilmu itu Nabi Sulaiman bisa meraih harta dan tahta atau kekuasaan.

Kiai Asep juga bercerita seorang kakak-adik yang bekerja dan menuntut ilmu pada era Rasulullah SAW. Menurut Kiai Asep, sang adik menuntut ilmu, sedang sang kakak bekerja untuk biaya adiknya yang belajar. 

Lalu sang kakak ini menghadap Rasulullah mengadukan nasibnya yang bekerja untuk membiayai adiknya.

Apa respons Rasulullah? “Kamu mendapat rezeki,” kata Rasulullah. Karena itu, tegas Kiai Asep, jika para santri belajar sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rezeki kepada orang tuanya.

“Karena itu anak-anak jangan pernah berkata tidak mampu,” pesan Kiai Asep.

Kiai Asep bahkan menceritakan masa mudanya yang miskin. “Kalian kan ditunggui orang tua. Kalau soal makan tidak ada persoalan. Saya dulu hidup sebatang kara. Apa yang akan saya makan besok belum tahu,” katanya.

Tapi Kiai Asep tak pernah putus asa. Ia mengaku terus berusaha mencari tempat bernaung sekadar untuk bisa terus belajar dan membaca buku. Misalnya ia berupaya mencari tempat penampungan agar bisa mendapatkan sesuap nasi.  Terutama peluang untuk mengajar.

“Saya dulu pernah menjadi kuli bangunan,” kata Kiai Asep.

Berkat kegigihan belajarnya akhirnya Allah memberikan jalan sampai menjadi guru besar. Bahkan pengukuhan profesornya dihadiri Presiden Joko Widodo. “Dalam sejarah Indonesia, ini satu-satu pengukuhan guru besar dihadiri oleh presiden,” kata Kiai Asep.

Pada akhir sambutannya Kiai Asep berpesan agar para siswa-siswi, termasuk para wali santri, istiqamah salat malam. “Tak perlu terlalu malam. Cukup jam setengah empat. Dan jangan tidur setelah terbit fajar shodiq sampai terbit matahari. Karena Allah membagi-bagikan rezeki antara terbitnya fajar shodiq dan terbitnya matahari. Inilah ijazah dari Amanatul Ummah,” tegas Kiai Asep. 

Sementara Dr Zakaria Muhtadi, Kepala SMA Unggulan Amanatul Ummah berpesan kepada para wali santri agar tak kecil hati meski putra-putrinya belum diterima di perguruan tinggi. Menurut dia, masih ada beberapa proses selanjutnya. Misalnya jalur mandiri.

Ia juga mengungkapkan, meski sekarang Haflah Akhirussanah, tapi pihak sekolah tetap melayani konsultasi, komunikasi dan keperluan lainnya. “Sampai putra-putri bapak-ibu diterima di perguruan tinggi,” kata Zakaria Muhtadi. (mma)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO