25.000 Tikus Mati di Tangan Petani, Disperta Bojonegoro Sebut Sukses

25.000 Tikus Mati di Tangan Petani, Disperta Bojonegoro Sebut Sukses Puluhan ribu ekor tikus mati dibunuh oleh para petani dalam program lomba berburu tikus yang digelar sejak Senin (7/6/2021) hingga Jumat (11/6/2021). (foto: ist)

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Target Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Disperta) Kabupaten Bojonegoro mengumpulkan 25.000 ekor tikus dari Kecamatan Kanor telah tercapai. Puluhan ribu ekor tikus itu mati dibunuh oleh para petani dalam program lomba berburu tikus yang digelar sejak Senin (7/6/2021) hingga Jumat (11/6/2021).

Sebanyak 25.000 tikus yang mati tersebut oleh dinas pertanian dibeli Rp 2.000 per ekornya, dengan total anggaran yang telah dikeluarkan oleh dinas pertanian untuk membeli tikus senilai Rp 50 juta. Target 25.000 tikus mati tersebut dalam rangka mengurangi populasi tikus yang menyerang tanaman padi milik petani di Kecamatan Kanor.

"Hari ketiga target 25.000 ribu tikus mati sudah tercapai. Ada satu kelompok yang bisa mendapatkan 2.329 ekor per hari. Ada satu orang yang mendapatkan sampai 500 ekor. Berarti kegiatan ini sangat sukses," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Zaenal Fanani.

Lanjut dia, tahun depan pihaknya akan menganggarkan dana lebih besar untuk program berburu tikus tersebut. Dia menilai program ini sukses dan bisa mengurangi populasi tikus di areal persawahan petani.

"Semoga ada tambahan dana sehingga bisa diajukan kegiatan berburu tikus lagi. Kami minta petani juga tidak berhenti di program lomba saja, tetapi terus diburu tikus yang ada di sawah supaya populasinya terus menurun," ungkapnya.

Lomba berburu tikus-tikus itu dikhususkan kepada para petani di Kecamatan Kanor, Bojonegoro. Ada sembilan desa yang telah ditunjuk oleh disperta sebagai pesertanya. Sembilan desa itu ada 25 kelompok tani (poktan) yang siap membeli tikus senilai Rp 2.000 per ekor.

"Kenapa hanya di Kecamatan Kanor? Yang pertama, karena ini program kita yang baru, kemudian yang kedua karena di wilayah Kanor khususnya daerah bantaran Sungai Bengawan Solo sedang masa tanam. Selain itu juga populasi tikus di daerah ini banyak sekali," jelasnya.

Dengan program ini, lanjut dia, diharapkan dapat mengendalikan banyaknya hama tikus yang menyerang tanaman padi milik petani di Kecamatan Kanor. Selain itu, lomba berburu tikus tersebut juga sebagai solusi pascaadanya larangan keras menggunakan jebakan tikus beraliran listrik di sawah petani. (nur/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO